Pages

Thursday 30 December 2010

Definisi Bytes

Bytes
Pengolahan data yang paling sering digunakan adalah pengolahan kata (word processing). Ketika melakukan suatu pengolahan kata, komputer bekerja dengan keyboard. Dalam keyboard ada 101 tombol yang mewakili karakter alphabet A,B,C, dst.. Selain itu juga akan ditemui karakter angka 0 sampai dengan 9, dan karakter lainnya yang diperlukan, untuk mewakili simbol-simbol, seperti: ,.!@#$%%^&*(){}[]|\|, dst..

Seluruh karakter yang ada pada keyboard harus didigitalkan. Karakter – karakter tersebut diwakili oleh angka – angka 0 dan 1. Bit yang digunakan adalah 8 bit biner. Delapan bit biner dinamakan Byte,dimana kita bisa bandingkan 8 bit = 1 bytes, sistem inilah yang digunakan. Jika menggunakan 8 bit biner, berapa kombinasi angka yang dapat diwakili ?. Untuk sistem bilangan biner, banyaknya kombinasi dihitung dengan 2 n ≤ m. n adalah jumlah bit, m adalah kombinasi yang dapat diwakili.
Sehingga pada 8 bit biner, dapat mewakili 28 = 256 kombinasi maksimal.
Karakter Bit Byte Karakter Bit Byte
A 01000001 65 ¼ 10111100 188
B 01000010 66 . 00101110 46
C 01000011 67 : 00111010 58
a 01100001 97 $ 00100100 36
b 01100010 98 \ 01011100 92

Ketika mengetik kata “digital” simbol yang digunakan adalah 6 huruf, saat komputer mengolahnya, 6 huruf tersebut didigitalkan menjadi 6 bytes, yang kemudian “diletakkan” pada RAM komputer saat mengetik, dan akan “diletakkan” pada harddisk, jika disimpan.
Tabel berikut menunjukkan perbandingan ukuran unit data
Unit Definisi Bytes Bits Contoh
Bit (b) Binary Digit 0 dan 1 1 1 On/Off, buka/tutup
Byte (B) 8 bits 1 8 Kode ASCII
Kilobyte (KB) 1.024 bytes 1000 8000 Ukuran email biasa = 2 KB
10 halaman dokumen= 10 KB
Megabyte(MB) 1.024 kilobytes
1.048.576 bytes 1 juta 8 juta Floppy disks = 1,44 MB
CDROM = 650 MB
Gigabyte (GB) 1.024 megabytes
1.073.741.824 bytes 1 milyar 8 milyar Hard drive = 80 GB

Terrabyte(TB) 1.024 gigabytes 1 trilyun 8 trilyun Data yang dapat ditransmit
(secara teori) pada fiber optic selama 1 detik.

Selengkapnya...

SISTEM BILANGAN

Sistem Bilangan
Sistem Bilangan Desimal
Sebelum mempelajari tentang bilangan biner, ada baiknya mengetahui tentang sistem bilangan yang umum dipakai, yaitu desimal (bilangan basis 10). Perhatikan tabel berikut:
Base Exponent 10 2 = 100
10 1 = 10
10 0 = 1
Jumlah simbol (radiks) 10
Simbol 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9

Untuk menghitung suatu basis bilangan, harus dimulai dari nilai yang terkecil (yang paling kanan). Pada basis 10, maka kalikan nilai paling kanan dengan 10 0 ditambah dengan nilai dikirinya yang dikalikan dengan 10 1 , dst. Untuk bilangan dibelakang koma gunakan faktor pengali 10 -1 , 10 -2, dst..
Contoh :
1243 = (1 X 10 3 ) + (2 X 10 2 ) + (4 X 10 1 ) + (3 X 10 0 )
= 1000 + 200 + 40 + 3
752,91 = (7 X 10 2 ) + (5 X 10 1 ) + (2 X 10 0 ) + (9 X 10 1) + (1 X 10 2)
= 700 + 50 + 2 + 0,9 + 0,01

Sistem Bilangan Biner
Untuk bilangan biner (bilangan basis 2), perhatikan tabel berikut :
Base Exponent 2 5 = 32
2 4 = 16
2 3 = 8
2 2 = 4
2 1 = 2

Jumlah simbol (radiks) 2
Simbol 0, dan 1

Untuk bilangan biner, kalikan bilangan paling kanan terus ke kiri dengan 2 0 , 2 1 , 2 2 , dst.
Contoh :
101102 = (1 X 2 4 ) + (0 X 2 3 ) + (1 X 2 2 ) + (1 X 2 1 ) + (0 X 2 0 )
= (16 + 0 + 4 + 2 +0) = 22
Dari contoh diatas, menunjukkan bahwa bilangan biner 10110 sama dengan bilangan desimal 22.

Dari dua sistem bilangan diatas, dapat dibuat rumus umum untuk mendapatkan nilai desimal dari radiks bilangan tertentu :
(N)r = [(d0 x r 0 ) + (d1 x r 1 ) + (d2 x r 2 ) + … + (dn x r n )]10
dimana; N = Nilai
r = Radiks
d0, d1, d2 = digit dari yang terkecil (paling kanan) untuk d0
Untuk mengkonversi bilangan desimal kebiner ada dua cara, perhatikan contoh berikut :
Cara I :
16810 kurangkan dengan pangkat terbesar dari 2 yang mendekati 16810 yaitu 128 (2 7 ).
a. 128 (2 7 ) lebih kecil dari 168, maka bilangan paling kiri adalah 1. 168 – 128 = 40.
b. 64 (2 6 ) lebih besar dari 40, maka bilangan kedua adalah 0.
c. 32 (2 5 ) lebih kecil dari 40, maka bilangan ketiga adalah 1. 40 – 32 = 8.
d. 16 (2 4 ) lebih besar dari 8, maka bilangan keempat adalah 0.
e. 8 (2 3 ) lebih kecil/sama dengan 8, maka bil. kelima adalah 1. 8 – 8 = 0.
f. Karena sisa 0, maka seluruh bit dikanan bil. kelima adalah 0.
Sehingga 16810 = 101010002.
Cara II :
168 / 2 = 84 sisa 0
84 / 2 = 42 sisa 0
42 / 2 = 21 sisa 0
21 / 2 = 10 sisa 1
10 / 2 = 5 sisa 0
5 / 2 = 2 sisa 1
2 / 2 = 1 sisa 0
1 / 2 = 0 sisa 1
Bit biner terbesar dimulai dari bawah, sehingga 16810 = 101010002

Sistem Bilangan Heksadesimal
Selain bilangan biner, dalam beberapa proses manipulasi data dalam komputer dikenal dua bilangan yang lain, yaitu Sistem Bilangan Heksadesimal dan Oktal. Bilangan heksadesimal biasa disebut bilangan basis 16, artinya ada 16 simbol yang mewakili bilangan ini. Tabel berikut menunjukkan konversi bilangan heksadesimal :
Desimal Biner Heksadesimal
0 0000 0
1 0001 1
2 0010 2
3 0011 3
4 0100 4
5 0101 5
6 0110 6
7 0111 7
8 1000 8
9 1001 9
10 1010 A
11 1011 B
12 1100 C
13 1101 D
14 1110 E
15 1111 F

Untuk konversi bilangan biner ke heksadesimal, perhatikan contoh berikut :
101101010100100102 = 0001 0110 1010 1001 0010
= 1 6 A 9 2
Jadi bil. biner 10110101010010010 sama dengan bil. heksadesimal 16A92. Penulisan bilangan heksadesimal biasa juga ditambahkan dengan karakter “0x” didepannya. Nilai 254316 sama nilainya dengan 0x2543


Oktal
Bilangan oktal disebut bilangan basis 8, artinya ada 8 simbol yang mewakili bilangan ini. Tabel berikut menunjukkan konversi bilangan oktal :

Desimal Biner Oktal
0 000 0
1 001 1
2 010 2
3 011 3
4 100 4
5 101 5
6 110 6
7 111 7

Untuk konversi bilangan biner ke oktal, perhatikan contoh berikut :
101101010100100102 = 010 110 101 010 010 010
= 2 6 5 2 2 28
Jadi bil. biner 10110101010010010 sama dengan bil. oktal 265222.

Untuk konversi dari oktal ke heksadesimal, ubah terlebih dahulu bilangan oktal yang
akan dikonversi menjadi biner. Hal ini berlaku juga untuk konversi dari heksadesimal
ke oktal. Perhatikan contoh berikut :
7258 = 111 010 1012
= 0001 1101 0101
= 1 D 516
FE16 = 1111 11102
= 011 111 110
= 3 7 68
Selengkapnya...

Network Simulator

Sejarah NS Simulator
Network Simulator (NS) adalah simulator kejadian yang ditargetkan
pada penelitian jaringan. NS menyediakan dukungan besar untuk simulasi TCP,
routing, dan multicast protocol baik dalam sebuah jaringan berkabel ataupun
jaringan nirkabel, seperti satelit misalnya. Selain TCP, kita juga bisa membangun
sebuah skenario jaringan dengan menggunaka STCP, FTP, ataupun dengan
lalu lintas HTTP.

Ketangguhan NS sudah diuji coba dari sebuah proyek yang bernama
ARIES (Advanced Research on Internet E-Servers) yang dimulai pada sekitar
tahun 2000 sebagai bagian dari aktivitas penelitian Open System Lab
yang bertempat di Ericsson Corporate Unit of Research. Awalnya proyek ini
bertujuan untuk menemukan prototype teknologi yang diperlukan untuk membuktikan
kelayakan dari server internet yang memiliki ketersediaan koneksi,
waktu respon, dan skalabilitas dengan menggunakan sistem operasi Linux dan
perangkat Open Source Lainnya. Proyek ini akhirnya berhasil, dan diteruskan
hingga akhirnya pada tahun 2001 fokus penelitian ditujukan pada peningkatan
kemampuan Sistem Operasi Linux untuk menjadi Sistem Operasi Server Internet
Mobile. Hingga akhirnya ditambahkan beberapa perangkat di bidang load
balancing, keamanan, distribusi lalulintas, selain dukungan ipv6.
Pengembangan teknologi ini semakin berlanjut hingga akhirnya ada
sebuah kesepakatan dalam komunitas internet tentang pentingnya alat simulasi
yang bisa membantu dan menguji desain protokol internet. Memang pada
kenyataannya pun kita mengakui keuntungan dari program simulasi ketika sumber
daya komuter tidak tersedia atau terlalu mahal untuk menduplikasi sistem
laboratorium yang nyata. Akhirnya para pendiri program ARIES menemukan
program yang dimaksud, yaitu Network Simulator yang dikembangkan oleh Information
Science Institute di University of Southern California.
Network Simulator sendiri pada awalnya adalah varian dari program
sejenis yang bernama REAL pada tahun 1989. REAL adalah simulator jaringan
yang pada walnya hanyalah ditujukan untuk mempelajari perilaku dinamis aliran
dan kontrol skema traffic (kemacetan) dalam jaringan switch.

Network Simulator
Network Simulator adalah program simulator open source yang hanya
berjalan di Sistem Operasi Linux. NS Simulator memiliki banyak keunggulan
yang membuatnya menjadi sangat berguna seperti dukungan untuk beberapa
protokol dan kemampuan grafis detail lalu lintas jaringan. Selain itu Network
Simulator mendukung beberapa algoritma routing dan antrian. Walaupun Network
Simulator berjalan baik dalam sistem operasi Linux, kita masih mungkin
menjalankan program ini di windows. Dalam beberapa bab berikutnya kami
akan mencoba menjelaskan bagaimana cara menginstall dan menjalankan Network
Simulator baik itu di Sistem Operasi Linux dan Windows. Hal ini sematamata
ditujukan untuk menambah pengetahuan kita akan software simulasi ini.
Dalam menjalankan Network Simulator kita harus melengkapi beberapa
paket yang sangat dibutuhkan dalam menjalankan programini. Paket-paket
tersebut antara lain Tcl/Tk, otcl(object tool command languagge), TclCL(Tool
Command Languagge/C++ interface), ns-2, nam(network Animator), xgraph,
perl, tcl-debug, dmalloc, sgb2ns conversion program, tiers2ns conversion programs,
Cweb, dan SGBsource mode. Bila kita bingung akan begitu banyaknya
paket yang harus turut diinstal (secara bagian per bagian), network simulator
menyediakan kita paket rar yang sudah mencakup semuanya (all in one).
Walaupun bila kita download ukurannya lumayan besar. Perlu kita ketahui
fungsi dari NAM sangat penting. Output dari NS kita adalah input bagi NAM.
Sementara TCL akan kami jelaskan pada sub bab berikut.

Bahasa yang Digunakan pada Network Simulator
Network Simulator dibangun dengan dua bahasa pemrograman
yaitu C++ dan Tcl/Otcl. C++ digunakan untuk library yang berisi event
scheduler, protokol, dan network component yang diimplementasikan oleh user.
TCL/OTCL digunakan pada script simulasi yang ditulis oleh user, dan pada
library sebagai simulator objek. Otcl juga nantinya akan berperan sebagai interpreter.
Bahasa C++ digunakan karena mampu mendukung runtime simulasi
yang cepat, meskipun melibatkan sejumlah packet dan sumber data dalam jumlah
besar. Bahasa TCL memberikan respon runtime yang lebih lambat namun
jika terdapat kesalahan syntax, user dapat mengetahui letak kesalahannya pada
konsole. Perubahan script berlangsung dengan cepat dan interaktif. Dalam
tulisan ini, kami hanya membatasi ruang lingkup kami pada bahasa TCL.

Tool Command Languagge (TCL)
TCL adalah bahasa scripting yang dibuat oleh John Ousterhout. Awalnya
menurut sang penulis, bahasa ini terlahir dari frustasi. Hingga akhirnya
John Ousterhout menulis sebuah bahasa pemrogramannya sendiri untuk dimasukkan
ke dalam aplikasinya. Walaupun Demikian ternyata TCL mendapat
tempatnya sendiri. Bahasa ini biasanya digunakan untuk prototyping yang
cepat, aplikasi script, GUI, dan pengujian. TCL digunakan pada platform em-
bedded system baik dalam bentuk penuh, atau hanya pada sebagian kecilnya.
TCL juga digunakan untuk CGI Script dan TCL pun bisa digabungkan dengan
Tk GUI Toolkit sehingga ia berubah wujud menjadi Tcl/Tk, seperti pada script
yang digunakan di Network Simulator. Kami akan sedikit menjelaskan mengenai
dasar-dasar dari bahasa TCL setelah menjelaskan bagaimana menginstall
NS 2 di windows dan di linux.
Selengkapnya...

Hub, Switch, Router, dan Tipe Kabel Jaringan

1.1 Hub
Hub adalah istilah umu yang digunakan untuk menerangkan sebuah central connection point untuk computer pada network. Hub tidak miliki fasilitas routing.

Fungsi dasar yang dilakukan oleh Hub adalah menerima sinyal dari satu computer dan mentransmisikannya ke computer yang lain. Sebuah Hub bisa bersifat aktif maupun pasif. Active Hub bertindak sebagai penguat sinyal atau seringkali disebut sebagai repeater. Passive Hub hanya bertindak sebagai kotak sambungan membagi/memisahkan sinyal yang masuk untuk ditransmisikan ke seluruh network.

Hub adalah central untuk topologi star, dimana dalam topologi ini diizinkan untuk menambah atau memindahkan salah satu network (relative lebih mudah ketimbang topologi lainnya).

Hub menyediakan kemampuan berikut:
a) Memfasilitasi penambahan, penghilangan, dan pemindahan workstation.
b) Menambah jarak network(repeater).
c) Menyediakan fleksibilitas dengan mensupport interface yang berbeda (Ethernet, FDDI, Token Ring).
d) Menawarkan feature fault tolerance(isolasi kerusakan).
e) Memberikan manajemen service yang tersentralisasi
Ciri lain dari Hub:
a) Jika informasi dikirim ke host target melalui Hub, maka informasi akan mengalir ke semua host, mengakibatkan beban traffic menjadi lebih tinggi.
b) Digunakan untuk network berskala lebih kecil.
c) Dapat dihubungkan dengan hub yang lain
d) Repeater adalah jenis khusus dari Hub namun hanya memiliki satu port.
e) 10/100 Ethernet Hub bekerja secara half-duplex
1.2 Switch
Cara kerja Switch mirip dengan Bridge. Bridge merupakan perangkat network yang digunakan untuk menghubungkan dua buah LAN (Local Area Network) dan emambaginya menjadi dua buah segment. Perbedaan antara Bridge dengan Switch adalah Swicth memiliki lebih banyak port sehingga seringkali orang mendefinisikan Switch sebagai multiport Bridge.

Switch dapat mempelajari alamat hardware host tujuan (MAC Address) sehingga informasi bisa langsung dikirim ke host tujuan. Pada beberapa produk switch yang lebih mahal, bisa mengecek frame yang error dan dapat memblok frame yang error tersebut.

Switch tidak mendukung network protocol addres seperti IP, IPX, dan AppleTalk. Semua segment yang terhubung dipandang sebagai sebuah subnet, sehingga switc tidak mengenal istilah subnet. Ini salah satu perbedaannya dengan router. Switch tidak dapat memblok traffic di dalam sebuah subnet. Namun ada beberapa kelebihdan dari switch yaitu instalasinya relative lebih mudah daripada router, dan sangat cocok untuk topologi star karena memiliki fungsi yang sama dengan Hub. Menurut saya Switch diciptakan untuk memenuhi kekurangan yang ada pada Hub.

1.3 Router
Router sering digunakan untuk menghubungkan beberapa network, baik yang teknologi jaringannya sama maupun berbeda. Router juga bisa menghubungkan topologi yang berbeda seperti topologi Bus, Star, dan Ring.

Router memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari satu jaringan ke jaringan yang lain yang mungkin memiliki banyak jalur diantara keduanya. Router juga dapat digunakan untuk menghubungkan sejumlah LAN, sehingga traffic yang dibangkitkan oleh suatu LAN terisolir dari LAN yang lain. Tujuannya adalah untuk mengurangi traffic dalam suatu jaringan yang complex.

Jika dua atau lebih LAN terhubung dalam suatu Router, setiap LAN akan dianggap sebagai subnetwork yang berbeda. Mirip dengan switch, router dapat menghubungkan network interface yang berbeda

Sekilas fungsi router sama dengan switch. Atau dengan kata lain fungsi yang ada pada sebuah Hub dan Switch juga dimiliki oleh Router. Namun ternyata ada perbedaan antara Router dengan Switch yaitu:
a) Router mendukung network protocol addres seperti IP, IPX dan AppleTalk.
b) Dapat menghubungkan beberapa subnet yang berbeda dengan teknologi jaringan dan topologi jaringan yang berbeda pula.
c) Mampu memblok traffic antar subnet.
d) Cocok digunakan pada sembarang protocol network.
e) Instalasi dan konfigurasi memerlukan keahlian khusus.
f) Cocok digunakan pada internet dan intranet.

TIPE KABEL DALAM JARINGAN
Setiap jenis kabel memiliki kemampuan dan spesifikasi yang berbeda. Ada beberapa jenis kabel yang sering digunakan dalam jaringan computer, a.l:
1. Coaxial
• Thick Coaxia
Thick Coaxial lebih dkenal dengan istilah RG 8. Sering digunakan untuk kabel BackBone pada instalasi jaringan Ethernet pada gedung. Kabel ini sulit ditagani secara fisik karena tidak flexible dan berat, namuan memiliki daya jangkau 500 m bahkan sampai dengan 2500 m dengan repeater. Memiliki diameter rata-rata 12mm, dan biasanya berwarna kuning.
Spesifikasi dan aturan dari penggunaan jenis kabel ini:
• Setiap ujung harus diterminasi dengan terminator 50 Ohm.
• Maksimum hanya bisa 3 segment.
• Setiap segment maksimum berisi 100 perangkat jaringan.
• Maksimum panjang kabel per segment adalah 500 m
• Maksimum jarak antar segment adalah 1500 m
• Jarak maksimum kabel utama ke perangkat sekitar 5 meter
• Jarak minimum kabel utama ke perangkat sekitar 2,5 meter.
• Thin Coaxial
Thin Coaxial dikenal dengan kabel RG 58, sering digunakan sebagai penghubung antar workstation karena sifatnya yang lebih fleksibel dan mudah ditangani secara fisik.

Kabel jenis ini juga sering digunaka untuk implementasi pada topologi bus, dan ring. Daya jangkau maksimum dari kabel jenis ini hanya 300 meter, dan kurang dari 1000 meter bila menggunakan repeater. Kabel coaxial jenis ini sering digunkan di kalangan radi amatir sebagai kabel transceiver yang tidak memerulkan daya yang terlalu besar.

Aturan penggunaan:
• Setiap kabel harus diterminasi dengan terminator 50 ohm
• Panjang maksimum per segment adalah 185 meter.
• Setiap segment maksimum memiliki 30 perangkat jaringan
• Maksimum panjang kabel dalam satu segment adalah 555 meter
• Panjang minimum antar conector adalah 0.5 meter.
2. Twisted Pair(Kabel yang digulung)
• Unshielded Twisted Pair(UTP)
Merupakan 4 pasang kabel dimana masing-masing pasangnya saling dililitkan untuk mengurangi interferensi listrik. Dapat mempunyai transfer rate 10 mbps sampai dengan 100 mbps. Oleh karenanya kabel ini sering digunakan untuk koneksi LAN. Jarak maksimum kabel ini cukup pendek yaitu hanya 100 meter. Bila ingin menggunakan untuk jangkauan yang lebih akan lebih baik bila menggunakan repeater. Pada umumnya menggunakan konektor RJ 45 atau menggunakan RJ 15(digunakan untuk line telpon)
• Shielded Twisted Pair(STP)
Secara fisik kabel ini sama dengan jenis kabel UTP, tetapi perbedaan yang sangat besar terlihat pada konstruksinya yang memiliki selubung tembaga atau alumunium foil untuk mengurangi intererensi listrik. Kekurangan jenis kabel ini adalah tidak samanya standar yang digunakan antar produsenny sehingga susah dipadukan satu sama lainnya

3. Fiber Optic
Teknologi fiber optic memungkinkan untuk transfer data dalam jarak yang besar, dan menyediakan perlindungan yang besar dari gangguan elektrik. Kecepatan ta=ransfernya sangat tinggi yaitu hingga 1000 mbps. Selain itu jar kantar segmentnya lebih besar ketimbang Thick Coaxial Cabel yaitu hingga 3,5 km. Kabel jenis ini tidak terganggu oleh keadaan lingkungan seperti suhu dan kelembapan. Keuntungan lainnya adalah jenis kabel ini tidak bisa disadap, sehingga lebih aman.

Kabel fiber optic terdiri dari berbagai macam jenis tergantung dari besar diameter inti (core), jumah core (inti), serta tergantung pada tempat diletakkanya kabel tersebut, seperti di air, atau di tanah.

Dari segala macam keuntungan dari penggunaan kabel fiber optic terdapat beberapa kekurangan dari penggunaan kabel jenis ini, yaitu perlu penanganan dan maintenance yang khusus seta harganya yang sangat mahal.
Selengkapnya...

Thursday 23 December 2010

INSTALASI WINDOWS DARI USB FLASH DISK

Mungkin Anda pernah mengalami masalah instalasi windows di suatu nettop dengan produk dan seri tertentu. Bagaimana menginstall windows ke netbook yang tidak memiliki CDROM dan DVDROM??
Anda tidak perlu bingung atau buru-buru membeli CDROM atau DVDROM eksternal, karena ada suatu cara yang mudah dan praktis untuk instalasi windows yaitu dengan menggunakan flash disk yang harganya lebih terjangkau, Bagaimana caranya??

Untuk melakukannya, Anda tidak hanya bisa menaruh file dari CD Installer Windows ke flah disk. Anda harus membuat flash disk tersebut dikenali sebagai bootdisk terlebih dahulu. Satu hal yang juga sangat penting adalah BIOS di netbook/netbook/PC yang akan Anda install harus mendukung booting melalui flash disk. Sebenarnya hampir semua produk baru dari notebook atau netbook atau pc sudah mendukung hal tersebut namun tidak ada salahnya anda cek bios pc anda terlebih dahulu. Jika memang bisa berikut ini adalah daftar kelengkapan yang anda butuhkan untuk melakukan instalasi windows daru usb flashdisk.
1) Sebuah pc dengan cd rom untuk melakukan proses persiapan dan transfer data
2) CD installer windows XP atau Vista
3) Aplikasi pendukung berupa:
a. USB_PREP 8
b. PeToUSB
c. BootSect.exe
4) Flashdisk dengan kapasitas minimal 2 Gb.
Adapun langkah-langkah memasukkan installer windows ke dalam flash disk adalah sbb:
1). Copy file PeToUSB.exe ke dalam folder USB_Prep8
2) Jalankan file USB_Prep8.cmd dengan car klik 2 kali. File tersebut berada dalam folder USB_PREP8.
Catatan: Jika anda menggunakan windows XP2, anda perlu unblock file tersebut agar dapat berjalan. Caranya klik kanan propreties lalu pilih unblock.
3) Tekan Enter
4) Biarkan semua pengaturan atau setting dalam kondisi default (kecuali jika ingin mengganti label drive). Tekan tombol start. Pastikan tidak ada file penting dalam flashdisk anda karena langkah ini akan memformat flashdisk anda.
5) Jangan tutup jendela PeToUSB
6) Buka command Prompt (caranya kllik Start>Run>cmd). Pada panel command prompt, masuk ke folder di mana file bootsect.exe tersimpan. Caranya, ketik “cd namafolder”. Sebagai contoh, karena file bootsect.exe berada di dalam folder bootsect yang berada di desktop, anda ketik “cd desktop” lalu “cd bootsect” (keduanya tanpa tanda petik).
7) Jika bootsect.exe sudah ketemu, ketik “bootsect.exe/bt52X:”(tanpa tanda petik).
Catatan: X: menunjukkan drive untuk flash disk anda, jadi cari tahu terlebih dahulu nama drivenya. Sebagai contoh nama drive anda adalah L sehingga perintahnya menjadi “bootsect.exe/nt52L:”
8) Jika langkah 7 dilakukan dengan benar akan muncul “Bootcode was successfully updated on all target PeToUSB. Catatan: Jangan menutup jendela USB_Prep8. Jendela USB_Prep8 harus tetap terbuka.
9) Ketika anda menutup jendela PeToUSB, di jendela USB_Prep8 secara otomatis akan muncul pilihan menu. Jika tidak, anda coba tekan tombol enter.
10) Pada tahap ini anda sebenarnya hanya melakukan setting untuk Prep8, hanya caranya adalah memilih berdasarkan nomor menu. Yang harus anda ganti adalah:
a) Menu 1: Memilih drive tampat Windows XP (atau CD-ROM anda).
Caranya klik 1, nanti akan keluar Explorer untuk memiluh drive. Pilih nama drive (misalnya nama drive adalah C)
b) Menu 2: Memilih Virtual TempDrive, atau drive virtual di harddisk PC anda sebagai tempat menyimpan data sementara (sebelum dipindahkan ke flash disk). Pilih drive yang tidak ada di PC anda misalnua drive T.
c) Menu 3: untuk memilih drive flash disk anda. Tekan 3 dan pilih drive flash disk yang ingin anda masukkan Windows.
d) Menu 4: menu ini untuk menjalankan proses selanjutnya. Jika sudah menjalankan menu 1 sampai 3, anda langsung jalankan menu 4 ini.
11) Selanjutnya akan muncul jendela pop up yang akan langsung menghapus drive sementara (yang anda lakukan di menu 2). Tekan tombol yes.
12) Setelah itu, proses transfer file installer windows berjalan. Ada 2 proses terjadi di sini. Pertama proses transfer file dari CD-ROM ke harddisk, dan kedua dari harddisk ke flash disk. Lamanya proses bergantung pada kecepatan CD-ROM maupun flash disknya.
13) Setelah itu Anda tinggal memasukkan flash disk tersebut ke PC yang akan anda install, kemudian atur prioritas booting ke flashdisk. Ketika dinyalakan ada 2 pilihan yang tersedia. Pilih pilihan nomor 1 (TXT Mode Setup Windows XP)
Setelah itu proses instalasi berjalan seperti biasa, termasuk melakukan proses booting ulang. Tidak ada yang perlu anda lakukan di sini, cukup tunggu sampai proses instalasi selesai. Yang perlu anda perhatikan adalah flash disk tidak boleh dicabut sampai proses selesai (sudah masuk windows). Nah, sekarang proses instalasi Windows sudah bisa dilakukan meski anda tidak memiliki CD-ROM. Mudah bukan?

Selengkapnya...

Thursday 2 December 2010

WHAT’S ARPANET??

ARPANET merupakan kepanjangan dari Advanced Research Project Agency Network. Dari akronimnya tersebut sudah bisa kita simpulkan bahwa ARPANET ini merupakan sebuah jaringan (network) yang dikembangkan oleh Advanced Research Project Agency (ARPA). ARPA dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat ini untuk pertama kalinya mengembangkan ARPANET sekitar tahun 1969. ARPANET sendiri merupakan jaringan pertama yang berjalan di atas teknologi packet switching, dan merupakan cikal bakal berdirinya INTERNET.

Sejarah ARPANET bermula dari keinginan pemerintah membangun sebuah pengendalian jaringan untuk bertahan pada saat perang nuklir pada zaman tersebut. Hal tersebut dilakukan karena jaringan telepon circuit switched tradisional dianggap sudah tidak aman lagi. Lalu sejak saat itulah ARPANET dibangun. ARPANET ini dibangun dengan tujuan untuk menghubungkan komputer-komputer yang letaknya berjauhan sehingga para users komputer tersebut masih dapat bertukar data.

Pada tahun 1980-an, ARPANET berkembang sangat pesat dengan memiliki 200 IMP dan ratusan host yang stabil. Tepatnya pada tahun 1983, ARPANET diserahkan kepada Defense Communication Strategy. Untuk selanjutnya dibagi menjadi dua, dipisahkan antara jaringan bagian dari militer dan yang bukan militer. Saat itu jaringan-jaringan semakin banyak yang bergabung dengan ARPANET. Dengan semakin bertambah luasnya jaringan, maka host-pun semakin mahal, sehingga dibentuklah DNS (Domain Name System) untuk mengorganisasikan mesin ke dalam domain-domain tertentu dan mengelompokkan nama host ke dalam alamat-alamat IP.

Sekitar tahun 1990 perkembangan ARPANET mulai tersusul oleh jaringan-jaringan lain yang sebenarnya juga terbentuk dari ARPANET dan sejak saat itulah ARPANET menghentikan operasinya. Yups…walaupun begitu, ARPANET tetap merupakan sebuah catatan sejarah dari terbentuknya jaringan raksasa global bernama INTERNET yang ada saat ini.
Selengkapnya...

Wednesday 1 December 2010

YAHOO KOPROL

Situs jejaring pertemanan social semakin banyak. Sampai saat ini saja fenomena akan facebook belum hilang. Belum lagi twitter yang semakin banyak bercut cuit di dunia maya. Eh sekarang sudah ada lagi situs jejaring social baru yang bernama yahoo koprol. Sebenarnya situs ini sudah muncul agak lama. Awalnya pun saya kurang perhatian dengan jenis dari Yahoo yang ini. Namun semakin hari kok semakin penasaran yah dengan namanya yang unik.

Akhirnya malam tadi saya sempatkan untuk sign up di yahoo koprol. Eh ternyata saya mendapatkan sebuah situs jejaring social baru dengan rasa yang unik. Sebenarnya fungsi utamanya sama dengan facebook. Kia bisa membuat status kita, terus bisa kita update status kita. Kita bisa kirim foto juga loh. Terus yang paing unik adalah fitur berbagi lokasi. Jadi pada saat sign up kamu akan ditanya berada di lokasi mana. Misalnya saja saya yang berlokasi di Jatibening. Maka setelah proses sign up selesai, saya sudah terkoneksi dengan semua orang Jatibening yang sign up di koprol sebelumnya. Sambutan mereka hangat-hangat. Saya langung mendapatkan teman banyak, padahal sebelumnya saya belum mengenal mereka sama sekali. Yah..hopefully saja ini menjadi awal yang baik untuk sebuah pertemanan. Selain itu ada juga fitur tambahan yaitu My Favorite yang digunakan untuk menunjukkan apa saja sih yang menjadi kesukaannmu. Penasaran denga yahoo koprol?Coba saja yukz gabung…!!



Yahoo! Koprol ™ adalah layanan baru dari Yahoo Koprol. Sebelumnya Yahoo mengakuisisi jejaring sosial koprol.com yang asli lokal Indonesia punya 25/5. Dalam akuisisi ini, Yahoo melakukan total buy out sehingga seluruh aset teknologi serta 11 orang karyawan Koprol, termasuk para pendirinya akan menjadi karyawan Yahoo Koprol.

Koprol mulai muncul di Indonesia sejak awal 2009, didirikan oleh Satya Witoelar, Fajar Budiprasetyo, dan Daniel Armanto. Layanan Koprol sendiri memungkinkan pengguna ponsel untuk mengetahui anggota-anggota Koprol lain yang sedang berada di lokasi di sekitarnya, berbagi foto, berdiskusi, meresensi tempat-tempat atau melakukan check in di suatu tempat tertentu.

Yahoo Koprol kini semakin berkembang setelah di akuisisi oleh perusaahaan besar sekelas yahoo sehingga jumlah member terus bertambah ditambah lagi yahoo koprol hadir di handphone telkomsel dan blackberry. Namun tutorial bagaimana cara daftar yahoo koprol sangat minim di Internet.


Yap mungkin segitu dulu yah info mengenai yahoo koprol. Bener-bener bikin koprol deh pokoknya huahahaha.. Saya masih ingin menjelajah lebih dalam lagi mengenai yahoo jenis ini hehehehe..See ya at the next post!!
Selengkapnya...

HTML DINAMIK

Dalam postingan sebelumnya saya sempat membahas bahwa dalam HTML ada 2 jenis yaitu HTML Statik dan HTML DInamik.Mungkin bila kalian lupa, HTML adalah kependekan dari Hyper Text Markup Languagge. HTML inilah yang akan menyusun web page kita. Nah pada postingan kali ini saya akan membahas lebih dalam mengenai HTML DInamik, yang dimana pada postingan yang lalu saya hanya mengutipnya menjadi point-point saja.

HTML Statik berkaitan dengan desain, layout, dan seni. Atau dahulu saya sempat menuliskannya berkaitan dengan tampilan. Sehingga untuk mengupdatenya harus dilakukan secara manual dan membutuhkan manusia (human taste). Jika suatu template sudah diterima (sesuai selera), persoalannya adalah bagaimana mengupdate dan memaintenance data yang ada di dalamnya. Tentunya tidak mungkin melalukan update data dalam sebuah web page yang berisikan banyak sekali data secara manual kan?

HTML dinamik, adalah suatu cara buat kita agar dapat melakukan sebuah update tanpa harus masuk ke coding dan menuliskannya secara manual. Sehingga urusan tampilan dan isi terpisah sama sekali. Atau dengan kata lain bila kita ingin melakukan update pada isi, kita tidak harus merubah semuanya, dan modus yang terjadi dengan user bisa bersifat interaktif.

Apa sih update? Update berarti bagaimana dapat menyajikan informasi yang terbaru sehingga dalam proses maintenance ada sesuatu yang dirubah, ditambah, diperbaiki, dihapus, dan juga terdapat proses pencarian data.

Dengan adanya keinginan bahwa data harus dapat dicari, maka data harus didapat dengan cepat, data tidak boleh dihapus/dibuang. Setiap kali ada pergantian data dalam suatu web page, maka dokumen HTML yang lama harus selalu disalin dan disimpan di dalam server. Sehingga konsekuensinya akan membuat file di dalam server akan bertambah banyak dan memenuhi space harddisk.

Dengan demikian maka harus ada pemisahan antara dokumen HTML yang hanya kita jadikan sebagai template (Statik), dan untuk menampilkan data (Dinamik). Sehingga akan terwujudlah sebuah strukturisasi data yaitu:
 Space , tidak menggunakan file-file history untuk menyimpan data lama
 Aspek query dapat dioptimalkan

Lalu setiap data tadi yang kita simpan di dalam sebuah database kita buat dalam bentuk indeks-indeks yang unik. Pengindeksan harus dilakukan secara berkala dehingga ke-uptodate-tannya bergantung pada proses pengindeksan dilakukan. Lalu konsep lain yang harus dipahami adalah sebuah kemampuan untuk mengelompokkan web site berdasarkan isi, misalnya:
 Website untuk menampilkan profil
 Website untuk berita
 Website untuk produk, dll.

Indeks yang diberikan haruslah merujuk pada setiap jenis isi dalam website kita. Lalu bagaimana agar modus interaktif dapat tercipta? Mode interaktif dapat dikatakan terjadi apabila surfer dapat memberikan input kepada server kemudian server memberikan suatu hasil dokumen berdasarkan masukan yang diberikan. Logikanya adalah setiap surfer melakukan browsing di internet dan melakukan request terhadap suatu web page maupun file, maka server web dapat mengabulkan requet tadi dengan memberikan dokumen HTML, jika dokumen yang direquest tersebut tersedia.

Dengan mode interaktif surfer dapat melakukan permintaan untuk pencarian dokumen HTML yang mengandung kata kunci tertentu. Dengan cara ini kita bisa mendapatkan dokumen tanpa harus melakukan navigasi / penelusuran dokumen yang mengandung kata kunci yang diinginkan sendiri. Melainkan meminta server yang mencarikannya.

Bagaimana sudah terbayangkan kah bagaimana itu HTML dinamik. Insyaallah apa yang saya tuliskan ini bisa memenuhi keingintahuan kalian akan HTML Dinamik. See ya!!

Selengkapnya...

Universal Resource Locater

Ketika kita hendak mengirimkan atau melink tugas postingan kita ke warta warga ada sebuah field yang mengharuskan kita untuk memasukkan URL sehingga tulisan kita di blog bisa terkirim ke portfolio studentsite kita. Apakah kalian mengerti apa itu URL?Berikut ini saya coba jelaskan apa itu URL, dan jenis-jenis dari URL tersebut.
URL adalah konsep nama file standar yang diperluas dengan jaringannya. Nama file ini tidak hanya menunjukkan direktori dan nama filenya, tetapi juga nama mesinnya dalam jaringan. URL dapat diakses dengan berbagai metode dan bisa jadi bukan sekedar file, karena URL dapat menunjukkan query-query dokumen yang disimpan dalam database, hasil dari suatu perintah finger atau archie, atau apapun yang berkaitan dengan data hasil proses.

Macam-macam URL sesuai konteksnya:
• URL File : Misal ada sebuah dokumen dengan nama “contoh.txt”, file ini ada pada server ftp yang dinamai “ftp.piksi.gundar.ac.id” yang dapat diakses oleh pemakai anonymous, terletak di dalam direktori “pub/files”, maka URL file ini adalah:
file:// ftp.piksi.gundar.ac.id/pub/files/contoh.txt. Direktori paling atas dari file ini adalah file://ftp.piksi.gunadar.ac.id.
• URL Gopher: Jenis url ini sedikit lebih rumit daripada URL file, karena server gopher sedikit lebih tricky untuk diakses dari ada server ftp. Untuk mengunjungi suatu server gopher (missal server gopher pada gopher.piksi.gundar.ac.id) kunjungi url ini gopher://gopher.yoyodyne.com. Beberapa server gopher dapat berada pada jaringan yang tidak umum pada mesin host (nomor port gopher default adalah 70). Jika sebuah server gopher menggunakan port 1234, dan bukan 70, maka url di atas akan menjadi gopher://gopher.piksi.gundar.ac.id:1234/
• URL News: untuk menunjuk pada suatu newsgroup Usenet ( misalnya “soc.culture.indonesia”), URL secara mudah ditulis news:soc.culture.indonesia. Tidak semua aplikasi lain mengijinkan url server news secara normal, misalnya saja penulisan url di atas akan menjadi news: //news.piksi.gundar.ac.id/soc.culture.indonesia.
• URL HTTP: HTTP adalah kependekan dari Hypertext Transfer Protocol, server HTTP umumnya digunakan untuk melayani dokumen hypertext, karena HTTP adalah protocol dengan overhead yang sangat rendah, sehingga pada kenyataan navigasi informasi dapat ditambahkan langsung ke dalam dokumen, sehingga dengan demikian protokolnya sendiri tidak harus mendukung navigasi secara penuh seperti halnya protocol FTP dan Gopher lakukan. Sebuah file dengan nama “contoh.html” pada server www.piksi.gundar.ac.id dalam direktori “pub/files” maka urlnya http://www.piksi.gundar.ac.id/pub/file/contoh.html.

Semoga bermanfaat!!!
Selengkapnya...

What is DEBUG??

Dalam isitilah pemrograman kita sering sekali mendengar istilah debugging. Lalu setiap kali kita melakukan sebuah kesalahan dalam penulisan syntax program kita juga seringkali disuruh oleh dosen kita untuk melakukan debugging. Sebenarnya apa sih debugging itu?Terus kalau debug itu sendiri apa?

Debug diambil dari sebuah vocabulary dalam bahasa inggris yaitu Bug, yang erati “serangga”. Atau juga sering diartikan sebagai “kutu”. Sehingga debug diartikan menjadi “mencari kutu”, atau “mencari serangga”. Namun dalam istilah permrograman yang dimaksud bukan;ah mencari serangga atau kutu, melainkan melacak kesalahan. Istilah debug memang sering terdapat pada dunia perangkat lunak di bidang computer, yaitu untuk mencari sebab dari tidak bekerjanya sebuah progam sebagaimana mestinya. Istilah debugging sangat dekat dengan istilah lain dalam hal perangkat keras yaitu trouble shooting, yaitu mencari kesalahan yang biasanya dilakukan dalam rangkaian-rangkaian elektronika yang rumit.

Istilah debug ditenukan pada suatu peristiwa di tahun 1945, yaitu pada saat seorang programmer Angkatan Laut Amerika yang bernama Grace Murray Hooper pada saat pengerjaan computer Mark II. Pada saat itu terjadi sebuah kemacetan dalam pengolahan data pada computer Mark II. Dan tahukah anda para programmer? Ternyata yang membikin macet program tersebut bukanlah karena kesalahan algoritmik, atau semacam searching heuristic, melainkan karena betul-betul ada seekor serangga yang tersangkut di antara relay-relay listrik yang rumit. Karena naib sial yang diterima oleh serangga itu mengakibatkan terputusnya aliran-aliran listrik yang terhubung pada aliran relay tersebut. Semenjak hal inilah istilah debug sering dipakai untuk menunjukkan bahwa sedang terjadi kesalahan dalam output yang seharusnya diterima, atau dalam hal syntax.

Dalam Wikipedia disebutkan bahwa Debug memiliki nama pengenal .COM sehingga bila instruksi DIR dijalankan untuk melihat nama file yang ada pada disk DOS Suplemental, maka debug akan terlihat sebagai Debug.com. Debug adalah sebuah progam pelaksana yang memiliki Sembilan belas instruksi, yang keseluruhannya menggunakan huruf-huruf tunggal untuk mengekspresikan setiap instruksi yang akan dijalankan. So what is truly Debug? Debug adalah sebuah program yang digunakan untuk melihat, mengedit, dan menyimpan data ke dalam memory dan disk. Debug juga bisa digunakan untuk membuat program COM yang kecil maupun EXE. Debug juga bisa dijadikan sebagai alat bantu dalam perancangan peralatan berbasis mikroprosessor karena debug mampu mencapai tingkat perangkat keras yang paling dalam dari suatu computer, misalnya menulis informasi ke dalam boot sector, direktori, FAT, serta menjalankan interupsi BIOS atau DOS.

Selengkapnya...

Hierarchy Protocol

Dalam postingan sebelumnya saya sempat membuat sebuah artikel mengenai layer-layer atau lapisan dalam protocol TCP/IP. Dalam hal ini muncul banyak sekali pertanyaan saya ketika mulai mempelajari layer dalam jaringan computer di kelas Jarkom. Kenapa sih harus di buat layer-layer dengan berbagai fungsi?Apakah memang begitu perlu untuk membuat berbagai layer dengan untuk memenuhi fungsi tertentu?Apa tidak bisa beberapa fungsi tersebut digabung menjadi 1 layer saja?

Mungkin pertanyaan-pertanyaan di atas juga menjadi pertanyaan kamu ketika memplejari jarkom. Oleh karenanya, saya ingin sekali berbagi informasi mengenai hal ini, dimana artikel ini sangat erat kaitannya dengan media internet yang sering sekali kita gunakan.

Mengapa diciptakan layer? Layer adalah lapisan. Dimana lapisan-lapisan ini adalah step-step tertentu, yang di dalamnya terdapat proses kerja terpisah, untuk memisahkannya dari sebuah fungsi tunggal yang kompleks. Atau, bila kita analogikan dengan fungsi layer dalam photoshop, dengan adanya layer-layer, kita bisa menambah atau mengurangi desain kita tanpa mempengaruhi layer yang ada dibawah atau di atasnya. Jaringan computer modern diciptakan dengn cara yang sangat terstruktur.

Kata struktur disini merujuk pada penggunaan layer dalam sebuah jaringan.
Apakah ini sebuah keharusan? Tentunya tidak. Kenapa? Karena penggunaan layer ini hanyalah sebuah arsitektur. Sehingga bila kita ingin mendesain sebuah jaringan sendiri, kita bebas menentukan bagaimana arsitekturnya. Seperti halnya ketika kita ingin membuat sebuah arsitektur computer. Tapi justru dengan adanya standardisasi layer ini, akan memudahkan kita untuk berhubungan dengan berbagai protocol jaringan yang ada. Jadi bisa dibilang ini bukanlah sebuah keharusan, tapi sebuah cara untuk menyederhanakan fungsi jaringan kita. So, bisa kita simpulkan nama, isi, dan fungsi dari setiap layer dalam sebuah arsitektur jaringan yang satu dengan yang lainnya bisa berlainan.

Apa itu layer? Layer tentunya tidak bisa kita definisikan hanya sebagai lapisan. Layer bertujuan untuk menawarkan layanan tertentu kepada layer yang ada di atasnya. Dan layer ini juga melindungi dari rincian tentang cara pengimplementasian sebenarnya dari layanan-layanan yang ditawarkan oleh mereka. Di antara setiap pasang layer yang bersebelahan terdapat sebuah interface. Interface inilah yang menentukan operasi dan layanan yang ditawarkan oleh layer bawah kepada layer yang berada diatasnya. Bingung ya dengan bahasa teknisnya? Oke mari kita jabarkan saja dengan contoh:

Misalkan saja ada tujuh (7) buah layer yang berkomunikasi dengan tujuh (7) layer pada mesin yang lain (setingkat). Suatu pesan dihasilkan oleh layer tujuh (yang paling atas). Pesan/paket data ini kita misalkan saja m. Tentunya akan sangat sulit untuk mengirimkan sebuah paket data secara langsung. Oleh karenanya, paket data m ini kita pecah, yaitu dengan mengirimkannya ke layer 6 yang berada di bawah layer 7.
Pesan tersebut disampaikan melalui interface 6/7. Sesampainya di layer 6, paket data ini mengalami proses kompresi(misalnya) menjadi sebuah pesan baru yaitu M. Lalu paket data ini dikirimkan ke layer yang lebih bawah lagi yaitu layer 5, melalui interface 5/6. Di layer 5, paket data ini tidak mengalami proses apapun. Lalu untuk apa ada layer ini? Kuncinya ada pada interface layer 5, yang akan memblok paket data yang lain untuk tidak masuk ke layer 6 selama proses ini belum selesai. Dengan demikian kita bisa mengurangi traffic dalam jaringan kita bila ada beberapa proses yang berlangusng dalam waktu yang berdekatan. Lalu sesampainya di layer 5, pesan diteruskan kembali ke layer 4, melalui interface 4/5. Interface ini akan memecah paket data yang besar ini menjadi beberapa paket kecil, lalu sebagai penanda dari setiap paket, diberikan header yang berfungsi sebagai keterangan yang menunjuk ke setiap paket yang sudah dipecah ini.

Sesampainya di layer 4, paket data yang sudah dipecah diteruskan kembali ke layer 3 melalui interface 3 / 4. Interface ini akan memberikan sebuah header lagi yang fungsinya, sebagai penunjuk alamat tujuan dari paket data yang sudah dipecah ini. Perhatikanlah fungsi header dari interface layer 4/5 dan 3 / 4. Sesampainya di layer 3, paket data yang sudah memiliki 2 header ini akan melintas ke layer 2 melalui interface 2/3.

Interface 2/3 ini akan menambahkan sebuah header, dan sebuah tail dimana dengan adanya header dan tail ini akan menjadi sebuah pelintas pada layer 1 nanti, untuk bisa berpindah ke layer 1 pada mesin selanjutnya. Lalu paket data yang sudah siap melintas ini sampai di layer 1. Pada layer yang paling bawah ini bentuk paketnya sudah berubah wujud menjadi bentuk data biner yang siap dikirimkan. Oleh karenanya layer 1 ini sering disebut dengan media transmisi fisik. Dari layer 1 ini akan dikirim paket tadi persis ke layer 1 tujuan sesuai dengan header petunjuk yang ada.

Lalu dari layer 1 ini akan bergerak ke atas (ke layer 7). Dimana setiap header yang ada dilucuti (dilepaskan), lalu pesan yang tadinya dipecah, disatukan lagi menjadi paket data wal yaitu m. Dengan demikian computer tujuan bisa menerima sebuah paket data m tanpa takut kehilangan pesan tersebut karena ukurannya yang terlalu besar dan sulit untuk dikirmkan.

Dari contoh di atas yang harus readers pahami adalah proses yang terjadi antar setiap protocol dan interface. Sehingga kita bisa lebih mudah menggambarkannya. So, sudah terbayangkan kenapa dibikin filosofi lyer yang tersusun secara hierarki ini??Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita. See ya for the next article..

Selengkapnya...

Tuesday 16 November 2010

Mencari Alamat IP

Mungkin dari anda semua sudah mengetahui apa itu IP address. Yap IP addres adalah kependekan dari Internet Protocol address. IP inilah yang akan jadi alamat kita saat kita berada dalam jaringan. Dengan adanya IP ini kita jadi mudah dikenali saat kita sedang melakukan request dari sebuah server, dan proses lainnya dalam jaringan. Namun tahukah anda bahwa IP tersebut tidaklah gratis untuk anda dapatkan. Melainkan kita harus membelinya. Pertanyaan pertama yang muncul, siapa yang mengurusi IP di dunia ini? Darimana sih kita bisa mendapatkan IP?

Dalam dunia internet ada empat badan ang diberikan kuasa untuk mengurusi pengalokasian dan administrasi penggunaan alamat IP. Badan-badan yang mengurusi hal ini disebut dengan Regional Internet Registries (RIR). Kenapa disebut regional? Karena daerah kekuasaan masing0masing dari badan ini dibagi-bagikan berdasarkan region (daerah). Keempat badan ini adalah:
• ARIN (www.arin.net), merupakan badan otoritas yang mengurusi region North America dan sub-Sharan Afrika.
• APNIC (www.apnic.net) adalah badan yang memiliki region Asia Pasifik
• LACNIC (www.lacnic.net), badan otoritas dengan regionnya berada di Southern dan Central America dan Carribean
• RIPE NCC (www.ripe.net), badan otoritas dengan region Europe dan Northern Africa
Nah untuk bisa menemukan sebuah alamat iP, kita bisa mencarinya berdasarkan masing-masng regional. Kalau kita buka situs APNIC kita akan mendapatkan informasi sebagai berikut:
“For historical reason, the ARIN Whois Database is generally the starting point for searches…”
Dimana bila kita artikan seterusnya, bahwa ARIN adalah awal untuk melakukan pencarian sebuah alamat IP. Bila alamat terebut tidak terdaftar pada database yang dimiliki oleh ARIN, maka ARIN akan memberikan referensi kemana anda bisa mencarinya, misalnya saja bisa ke APNIC atau RIPE NCC.
Dari keempat badan otoritas ini ada satu badan lagi yang membawahinya. Atau singkatya keempat penguasa ini memiliki bos lagi yang lebih esar yang namanya IANA (Internet Assigned Numbers Authority). IANA bertanggung jawab penuh terhadap keseluruhan manajemen dan koordinasi DNS serta pendelegasiannya keseluruh domain di dunia ini.
Sebagai contoh misalnua saua mendapatkan sebuah alamat IP dari seseorang yaitu 202.53.255.221. Karena saya tidak mengetahui alamat IP tersebut, kita bisa daftarkan alamat IP tersebut ke APNIC. Dari APNIC, saya diberikan informasi mengenaio asal muasal NIR (National Internet Registry). DImana bdan NIR ini adalah wakil dari sebuah negara. Inilah badan otoritas dari setiap negara yang mengurusi masalah IP. Untuk Indonesia sendiri badan yang mengurusi hal ini adalah APJII (www.apjii.or.id). Dengan lokasi database yang berada di Indonesia. Lalu dari sanalah saya isa mendapatkan alamat IP tersebut.
Untuk bisa membantu anda untuk mempermudah mencari alamat IP, ada beberapa software yang biasa digunakan untuk membantu. Misalnya saja, DomainWhitePages (www.domainwhitepages.com), geektools (www.geektools.com), dll. Selamat mencoba!!

Selengkapnya...

Saturday 6 November 2010

LAYER-LAYER DALAM TCP/IP

Seperti yang sudah saya jelaskan pada postingan sebelumnya, TCP/IP adalah protocol yang berjalan dalam internet. Jadi bila kita sedang surfing dalam internet, kita secara tidak langsung sudah menggunakan protocol ini. Lalu apa gunanya protocol? Kenapa sih harus ada protocol?Yap pertanyaan yang bagus, karena memang saya belum menjelaskan hal ini pada posting saya yang berjudul KONEKSI TCP/IP. Jawabannya adalah karena kita menggunakan hardware dan perangkat lunak yang berbeda. Sehingga dibutuhkan sebuah interface yang bisa menghubungkan baik itu antara hardware dengan software dari client ke server, maupun secara peer to peer. Nah karena di internet itu kita terhubung denga jutaan pengguna yang berbeda pastinya baik itu hardware maupun softwarenya, contohnya ada yang menggunakan Mozilla, ada yang menggunakan Netscape, dll, maka disinilah peran protocol yang tadi saya jelaskan dibutuhkan. Semoga mudah dimengerti.

Peran protocol yang sering disebutkan dalam setiap buku yang mungkin sudah anda beli (jadi saya hanya tinggal menyebutkan saja). Peran tersebut, a.l.:
• Melakukan deteksi apakah ada koneksi fisik atau tidak yang dilakukan oleh kompter ataupun mesin yang lain
• Melakukan handshaking
• Menjadi negosiator untuk berbagai macam karaktersitik koneksi
• Mengatur bagaimana mengawali dan mengakhiri suatu proses
• Menentukan format pesan
• Melakukan error detection, dan tentunya error correction saat terjadi kesalahan.
Dalam protocol TCP/IP ada beberapa layer. Layer (bagi yang masih awam) bisa digambarkan seperti halnya penggunaan layer dalam software design seperti photoshop, premier, dll. Jadi bisa dikatakan dalam protocol TCP ada beberapa lapisan yang tiap-tiap lapisan memiliki fungsinya masing-masing. Saya akan coba menjelaskan hal ini dari layer yang paling atas ke layer yang paling bawah:
Application Layer
Lapisan ini bertugas mendefinisikan semua aplikasi yang dijalankan dalam jaringan. Cukup banyak aplikasi yang sudah dikembangkan pada lapisan ini. Saya hanya akan menyebutkan beberapa yang terkenal saja, seperti SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) untuk pengiriman email, FTP (File Transfer Protocol) untuk transfer file, HTTP(Hyper Text Transfer) protocol untuk aplikasi berbasis Web, dsb.

Transport Layer

Pada layer ini didefinisikan cara-cara untuk melakukan pengiriman data antara end to end host (peer to peer). Paket data yang berada pada lapisan atas dipecah-pecah menjadi paket yang lebih kecil, dengan tambahan sebuah header sebagai keterangan paket, atau sebagai nomor urut. Lapisan ini menjamin bahwa informasi yang diterima di sisi penerima akan sama dengan informasi yang dikirim oleh pengirim. Selain fungsi utama di atas ada beberapa fungsi lain yaitu:
• Flow Control. Pengiriman data yang telah dipecah menjadi paket-paket data harus diatur sedemikian rupa agar pengirim tidak sampai mengirimkan data dengan kecepatan yang melebihi kemampuan penerima dalam menerima data.
• Error Detection. Pengirim dan penerima juga melengkapi data dengan sejumlah informasi yang bisa digunakan untuk memeriksa apakah data yang dikirimkan telah bebas dari kesalahan. Jika ditemukan kesalahan pada paket data yang diterima, maka pengiriman tersebut akan dibatalkan/tidak diteruskan. Pengirim akan mengirim ulang pesan yang awalnya terdeteksi kesalahan.
Konsekuensi dari mekanisme ini adalah timbulnya delay yang cukup berarti. Namun selama aplikasi tidak bersifat real time, delay ini tidak menjadi masalah, karena yang lebih diutamakan adalah data yang bebas dari kesalahan.
Internet Layer
Layer ini bertugas menjamin agar suatu paket yang dikirimkan dapat menemukan tujuannya. Lapisan ini memiliki peranan penting terutama dalam mewujudkan internetworkng yang meliputi wolayah luas (worldwide). Beberapa tugas pentng pada lapisan ini adalah:
• Addressing, yakni melengkapi setiap paket data dengan alamat internet atau yang dikenal dengan Internet Protocol address (IP address). Karena pengalamatan berada pada level ini, maka jaringan TCP/IP independen dari jenis media, system operasi, dan computer yang digunakan.
• Routing, yakni menentukan rut eke mana paket data akan dikirim agar mencapai tujuan yang diinginkan. Routing merupakan fungsi penting dari IP. Proses ini sepenuhnya ditentukan oleh jaringan.
Network Access Layer
Pada layer ini didefinisikan bagaimana penyaluran data dalam bentuk frame-frame data pada media fisik yang digunakan secara andal. Lapisan ini biasanya memberikan service untuk deteksi dan koreksi kesalahan dari data yang ditransmisikan.
Selengkapnya...

Saturday 30 October 2010

KONEKSI DENGAN TCP

SEKILAS MENGENAI TCP
Sejauh ini kita sering menjumpai kata protokol. Cukup sulit
untuk mendefinisikan secara tepat apa yang disebut dengan protokol. Protokol
memiliki banyak tujuan penggunaan. Secara sederhana dapat dijelaskan, pro-
tokol adalah aturan dalam komunikasi data. Protokol mengatur bagaimana
terjadinya hubungan dan perpindahan data antara dua atau lebih banyak kom-
puter.

Pada masa ARPANET, protokol yang digunakan untuk komu-
nikasi data adalah NCP (Network Communication Protocol). Semakin lama
ukuran AROANET semakin membesar dan NCP tidak sanggup menampung
node komputer yang lebih besar. DARPA kemudian mendanai pembuatan pro-
tokol komunikasi yang lebih umum. Protokol inilah yang kemudian dinamakan
TCP/IP. Departemen Pertaanan Amerika menyatakan TCP/IP menjadi stan-
dar jaringan pada tahun 1982. Protokol ini kemudian diadopsi menjadi standar
ARPANET pada tahun 1983. Perusahaan Bolt Beranek Newman (BBN) mem-
buat protokol TCP/IP supaya dapat berjalan di atas komputer dengan sistem
operasi UNIX. Pada saat itulah dimulai perkawinan antara UNIX dan TCP/IP.
KARAKTERISTIK TCP/IP
TCP/IP memiliki karakteristik yang membedakannya dari protokol
komunikasi yang lain diantara a.l:
1. Bersifat standar, terbuka, dan tidak bergantung pada perangkat keras
ataupun sistem operasi tertentu.
2. Bebas dari jaringan fisik tertentu, memungkinkan integrasi dengan berba-
gai jenis jaringan (ethernet, FDDI, Token Ring, dial-up)
3. Mempunyai skema pengalamatan yang umum bagi setiap device yang ter-
hubung dengan jaringan.
4. Menyediakan berbagai layanan bagi user.
KONEKSI DENGAN TCP
Dalam kaitannya dengan koneksi TCP/IP memiliki beberapa karakteristik
yang lain, a.l:
1. Connection Oriented
2. Reliable
3. Byte Stream Service
TCP merupakan protokol yang bersifat connection oriented. artinya
sebelum proses transmisi data terjadi, dua aplikasi TCP harus melakukan per-
tukaran kontrol informasi (handshaking). TCP juga bersifat reliable, karena
menerapkan fitur deteksi kesalahan dan retransmisi apabila data yang ada rusak.
Sehingga keutuhan data dapat terjamin. Sedangkan byte stream service artinya
paket akan dikirimkan ke tujuan secara berurutan (sequencing).
Protokol TCP bertanggung jawab untuk pengiriman data dari sum-
ber ke tujuan dengan benar. TCP dapat mendeteksi kesalahan atau hilangnya
data dan melakukan pengiriman kembali sampai data diterima dengan lengkap.
TCP selalu meminta konfirmasi setiap kali data dikirim, untuk memastikan
apakah data telah sampai di tempat tujuan. Kemudian TCP akan mengir-
imkan data berikutnya atau melakukan retransmisi (pengiriman ulang) apabila
datasebelumnya tidak sampai atau rusak. Data yang dikirim kemudian diatur
berdasarkan nomor urut.
HEADER TCP
Untuk memenuhi tujuan tersebut(sequencing, error checksum, dan retrans-
mission) pada header protokol TCP telah disediakan field khusus. Pada bagan
segmen TCP di bawah ini, dapat kita lihat TCP terdiri atas header dan data.
Kita bisa melihat ada field khusus untuk sequence, checksum, dan acknowledge-
ment.


Keterangan:
• Source Port(16 bit) => berisi informasi port pengirim
• Destination Port(16 bits) =>berisi informasi port penerima
• Sequence Number(32 bits) =>berupa sequence number yang terdiri pada
dua kondisi berikut:
– Jika flag SYN di-set(yang ada di bagian fied Flags), maka field ini
berisi awal (inisial) dari sequence number
– Jika flag SYN tidak di-set, maka nilai pada field ini merupakan se-
quence number
• Acknowledgment atau ACK(32 bits) =>jika flag ACK di-set maka nilai
pada field ini adalah nilai sequence number berikutnya yang di-”harapkan”
oleh penerima
• Data Offset(4 bits) =>Menunjukkan ukuran TCP Header. Total Header
sepanjang 32 bit words. Ukuran minimum header adalah 5 words. Data
Offset juga merupakan awal dari data.
• Reserved (4 bits) => untuk keperluan tertentu di masa yang akan datang.
Nilai pada field ini semestinya adalah nol (zero).
• Flags(8 bit)
– Ini merupakan field kontrol bit(masing-masing 1 bit), yaitu:
CWR(Congestion Window Reduced)
ECE(ECN-Echo)
URG(urgent)
ACK(Acknowledgment)
PSH(Push Function)
RST(Reset)
SYN(Synchronize)
FIN(Finish)
• Window(16 bits) => menunjukkan ukuran windows penerima(receive win-
dow). Agar data dapat diterima dengan baik, maka diperlukan pengatu-
ran ukuran jumlah byte optimal yang ditentukan oleh field ini
• Checksum(16 bits) => digunakan untuk error checking dari header dan
data
• Urgent Pointer(16 bits) =>digunakan untuk sequence number yang menan-
dakan urgent data bye terakhir
• Option(variable sets) =>berisi berbagai opsi berupa angka sbb.:
– 0 - End of Option List
– 1 - No Operation(NOP, Padding)
– 2 - Maximum segment size
– 3 - Window Scale
– 4 - Selective Acknowledgment
– 5, 6, 7
– 8 - Timestamp
• Data => berisi data yang dikirim
Berikut ilustrasi komunikasi menggunakan TCP antara host A dan host B.




Pada gambar terlihat bahwa untuk memulai membuka suatu hubungan, host
A harus terlebih dahulu engirimkan packet SYN. Setelah host B menerima
packet tersebut, lalu mengirim packet SYN, serta meng - ACK packet SYN
yang berasal dari host A. Saat host A menerima packet ini, ia akan meng-ACK
serta mengirimkan data miliknya. Koneksi kemudian terbuka.
Setelah koneksi terbuka host A mengirimkan paket data yang sudah diberi
nomor. Setiap kali sebuah paket tiba di host B, maka host B akan menge-
ceknya dan mengirim ACK yang menandakan paket telah diterima dengan sela-
mat. Proses ini berlangsung berulang-ulang hingga keseluruhan paket berhasil
dikirim.
Setelah paket terakhir dikirim, host A mengirim ACK dan FIN yang mem-
inta host B untuk memutuskan koneksi. Host B akan meng-ACK dan mengirim
balik packet FIN kepada host A. Selanjutnya host A meng-Ack packet FIN dari
host B, maka koneksi pun terputus.
Protokol TCP sangat cocok digunakan untuk koneksi yang membutuhkan ke-
handalan tinggi, seperti aplikasi telnet, SSH, FTP, HTTP, dan beberapa layanan
lainnya.

Selengkapnya...

SELUK BELUK CISCO

CISCO atau mungkin lebih tepatnya CISCO System adalah sebuah perusahaan yang didirikan pada sekitar tahun 1984 oleh dua orang yang pernah menjadi staff di Universitas Stanfrod. Kedua orang itu adalah Leonard Bosack dan rekannya Sandy K. Lerner. Daerah atau area bisnis dari perusahaan CISCO ini meliputi berbagai perangkat internetworking, seperti router, bridge, hub, dan switch.
Sebelum CISCO ini berdiri ada beberapa hal di rentang tahun 1980-an yang harus kita garis bawahi. Karena pada rentang tahun inilah awal mula CISCO menorehkan tinta emasnya di dunia bisnis yang berlumuran uang dan keuntungan. Kisah tentang CISCO ini dimulai sekitar tahun 1980-1981 dimana sebuah perusahaan bernama Xerox PARC(Palo Alto Research Centre) menghibahkan beberapa computer Alto dan Ethernet Card kepada Universitas keren ini (maksudnya Stanford).

Menurut beberapa sumber dari google dan beberapa buku keren (CISCO CCNA karangan Iwan Sofana)computer inilah yang merupakan tonggak sejarah berdirinya perusahaan Macintosh, dimana salah satu PCnya sekarang bertengger manis di meja computer saya. Dari semua peralatan hibah inilah akhirnya universitas ini mulai mengembangkan riset mereka sendiri sehingga, singkat cerita masing-masing computer di Stanford bisa saling berkomunikasi.

Pada mulanya staf-staf di Standford hanya melakukan riset ini untuk tujuan yang sangat mulia sekali yaitu untuk pendidikan dan keperluan ilmiah. Kemudian kedua orang staf tadi yang namanya saya sebutkan di atas mulai mengembangkan multiprotocol router yang ditanamkan dalam perangkat lunak berbentuk computer yang diberi label CISCO. Nama Cisco, banyak orang yang mengira bahwa itu adalah merupakan salah satu singkatan kata. Tapi sebenarnya nama Cisco itu diambil dari San Francisco, ini diharapkan agar bisa menjadi tempat selain dari Silicon Valley. Oleh karena itu, di tahun-tahun pertamanya, perusahaan ini selalu memaksa supaya nama perusahaanya ditulis dengan huruf kecil semua.

Oke lanjut lagi ke sejarah CISCO ini. Ide gila yang akhirnya terwujud ini akhirnya berhasil. Dengan menambahkan beberapa kipas pendingin dan beberapa kabel yang ditancapkan mengakibatkan ‘router’ awal buatan CISCO ini laris dijual. Cukup banyak perusahaan dan lembaga pendidikan yang menggunakan router buatan CISCO ini.

Namun sayangnya mereka lupa bahwa ide ini tidak sepenuhnya berasal dari mereka berdua. Mungkin benar mereka menanamkan uang mereka sendiri untuk mencoba bisnis ‘gila’ mereka. Namun masih ada beberapa staf dari Stanford yang ikut serta dalam usaha pengembangan router pertama ini. Ketika staf Stanford yang lain mengetahui maka terjadilah insiden diantara Stanford an CISCO System. Hal ini hamper saja menghentikan semua usaha yang telah dilakukan untuk mendirikan CISCO hingga akhirnya mereka hamper ‘mati’. CISCO pada saat itu diharuskan untuk membayar tuntutan dari Stanford atas kewajiban membayar royalty yang snagat besar. Di samping itu Stanford menuntut CISCO untuk tetap dapat mengggunakan software hasil pengembangan pada Staf Stanford yang telah menjadi karyawan CISCO.

Namun demikian walupun begitu banyak kesulitan yang ditemui CISCO tak membuat mereka berhenti. Mereka terus melakukan pengembangan mereka sendiri sehingga pada akhirnya mereka bisa melepaskan diri dari Stanford yang juga cikal bakal dari penciptaan produk pertama CISCO. That’s Great Isn’it?. Pada akhir 2000, CISCO SYSTEM berada di puncak (pada bulan Maret), di puncak -com booming dot , Cisco adalah perusahaan yang paling berharga di dunia, dengan kapitalisasi pasar lebih dari US $ 500 miliar. Pada bulan Juli 2009, dengan kapitalisasi pasar sekitar US $ 108.030.000.000, masih salah satu perusahaan yang paling berharga. CISCO pun pernah terpilih sebgaai saham paling menguntungkan di NASDAQ, tetapi tidak ada yang tahu kapan.

SUMBER: CISCO CCNA & Jaringan Komputer Iwan Sofana
                Google
Selengkapnya...

Digital Teori: Teori tentang New Media

                                           Digital Teori: Teori tentang New Media
            (SEBUAH TERJEMAHAN DARI MODUL SOFTSKILL - DIGITAL THEORY)

                                                                        
                                                          Disusun oleh
                                                          Kelompok 1
                                                              2IA08
                                            Reza Budi Ryanzah 58409013
                                                   Edi Susanto 53409002
                                          Nur Alifah Tresnowati 55409903
                                       Prima Armanda Nugraha 54409608



                                        FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
                                            JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
                                            UNIVERSITAS GUNADARMA
                                                                 2010





Digital Teori: Teori tentang New Media

Tidak ada satupun kerangka teori atau satu set metode yang baku yang dipakai dalam mempelajari New Media (Media yang baru). Seperti yang akan diungkapkan oleh buku ini, pengertian dan pemahaman akan sebuah new media sangatlah kompleks dan beragam, sehingga menjadi tidak mungkin atau terlalu naïf bila kita menggunakan pendekatan metodologis dan teoritis yang pernah diungkapkan atau dibuat, dan dianggap sebagai sebuah definisi. Memang seperti yang David Bell tunjukkan dalam bab berikut mengatakan bahwa kompleksitas teori yang mengkategorikan new media bisa saja direfleksikan pada kondisi dalam penggunaan Net serta penelitian akan Web sekarang ini. Refleksi dari hal ini menunjukkan keterbukaan akan pengartian maksud dari New Media yang bisa kita ambil dan kita salin dari berbagai metode dan pendekatan teoritis yang berbeda. Namun, meski kita tidak bisa melihat dan menangkap pengertian akan hal ini secara jelas, hal ini tidak boleh menghalangi kita untuk bisa menempatkan dan mengeksplorasi sebuah pengertian baru baik secara teoritis maupun metodologi yang bisa saja lebih baik dan cocok, serta mencerminkan media sekarang ini.

Jika kita bisa menghargai apa yang bisa saja menjadi sebuah pendekatan teoritis baru akan new media, sangat krusial buat kita untuk bisa menguraikan cara sebuah media untuk cenderung dianalisis dan dijelaskan secara historis. Hal ini dikarenakan daripada hanya sekedar menjadi sebuah kajian sistematis yang menghapus kajian yang sebelumnya, kajian pendekatan teori yang baru ini tidak bisa dilepaskan dari sebuah proses pengembangan atas reaksi media yang telah dipahami dan menjadi teori sebelumnya. Dalam rangka memperjelas debat mengenai historis ini, saya pertama kali akan mendiskusikan media yang sudah ada sebelumnya namun dalam pembahasan/konteks yang lebih modern, lalu mulai pada diskusi pada hubungan antara media post-modern, media post-stuctural, sampai dengan sesuatu hal yang disebut dengan new media.
Pandangan Modernisasi dan “Media Tua(Post Modern Media)”.

Dimulai pada sekitar akhir abad ke Sembilan belas, modernisasi adalah sebuah istilah yang kami berikan pada cara masyarakat dalam merespons pada perubahan di masa revolusi industri. Dengan berakar pada masa Penerangan di periode abad ke-18, modernisasi cenderung menentang pada pandangan theokratis dan anggapan God-Centered (berpusat pada Tuhan) dimana anggapan ini mengatakan bahwa Tuhanlah yang telah membantu mendefinisikan bagaimana hubungan manusia-masyrakat di masa lampau. Gagasan ini antara lain teori evolusi di dalam biologi, komunisme di dalam politik, teori relatifitas dalam bidang fisika, dan pengembangan teori psikoanalis yang mencoba menjelaskan alam semesta dalam terminologi quasi-scientific atau ilmiah. Dengan cara ini, pandangan modern cenderung menantang dan mengubah dengan cepat pandangan religius dan mistis dari dari dunia pada masa pre industri.

Dengan kepercayaan bahwa science tidak bisa dilepaskan dari proses kemajuan, banyak aspek dari modernisasi yang optimis bahwa proses ini memiliki kekuatan untuk mengubah kehidupan manusia menjadi lebih baik. Bagaimanapun juga, seperti halnya progress di abad ke dua puluh, efek paling negatif ilmu pengetahuan(science) dan industrialisasi(dalam beberapa hal terjadi pada masa Perang Dunia I, dan Perang Dunia II) meningkat tajam sangat jelas dan brutal. Dalam beberapa hal, banyak para pembaharu (modernis) yang juga merasa industrialisasi sebagai musuh dari pemikiran bebas, dan individualitas; dimana menurut mereka, indutrialisasi menciptakan dunia yang dingin, dan tidak memiliki jiwa. Untuk alasan itulah reaksi modernisasi atas sebuah modernitas seringkali dirasakan sebagai asa yang berlawanan, di satu sisi dirasakan sebagai sebuah perayaan atas masuknya era teknologi, di sisi lain mengutuk akan hal itu (Hall 1995:17). 

Dalam keadaan yang bertentangan seperti ini banyak para pembaharu berusaha untuk merefleksikan kekacauan dan penyalah artian tersebut justru sebagai bagian dari proses modernisasi. Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, merubah pandangan kita akan masyarakat dan diri kita sendiri. Oleh karenanya para seniman dan kaum intelektual mencari jalan baru untuk merefleksikan dan mengartikulasikan fragmentasi ini menjadi “dunia baru yang berani”. Kaum penganut Surealisme dengan jelas mendramatisasikan pandangan Freud’s sebagai sebuah kekuatan mimpi dan ketidaksadaran, sementara para kaum Futuris menyertai cinta mereka untuk mesin, teknologi, dan kecepatan. Selain itu ada pula sebuah ketertarikan yang selalu disertakan dalam banyak ungkapan artistik ini, seperti schizophrenia (penyakit jiwa) akan pengalaman modern yang diungkap dalam novel ‘stream of coonscoisness‘(arus kesadaran), sementara ada pula lukisan Abstract Expressionists yang mengungkapkan kekacauan, anarkisme, idiosyncratic dan nihilistic pemandangan dari dunia yang modern.

Tersembunyi dalam gerak yang artistic juga merupakan kepercayaan bagi seorang pembaharu dalam perannya sebagai seorang seniman, figur romantis yang sering digambarkan dengan seorang pahlawan jenius yang mengucilkan dirinya sendiri dan memiliki kemampuan untuk merevolusi seni dan dunia di sekitar kita, serta mampu melebihi keduanya. Hal ini diungkapkan oleh David Harley sebagai perjuangan untuk menghasikan suatu seni karya yang baik, untuk sekali, dan semua kreasi dimana semua kreasinya bisa menemukan tempatnya sendiri dalam pasar, serta harus merupakan sebuah usaha individual yang bisa menembus lingkaran kompetisi (Penekanan sesuai dengan aslinya, 1990:2). Dan itu semua adalah sebagian kepercayaan modernisasi dalam kekuatan seni dimana seniman mengubah bentuk dunia itu yang dibelakangnya penuh dengan kecurigaan dan rasa tidak suka akan jenis kebudayaan sehari-hari yang sering ditemukan dalam novel, bioskop, televisi, komik, koran, majalah, suratkabar, dsb.. Sebagaimana yang Andreas Huyssen utarakan “Pandangan modernisasi hampir scara konsisten tidak peduli akan permusuhan di antara kultur masyarakat(1986:238), membantah bahwa hanya seni yang bernilai tinggi saja (khususnya seni tinggi seperti halnya avant garde), yang bisa mendukung peran sosial dan kritik akan estetika. Ini adalah ketegangan diantara dua pandangan yang ekstrim(kebudayaan masyarakat yang ‘tanpa perimbangan’, melawan ‘seni tinggi’ avant garde) yang mungkin secara eksplisit bisa menggambarkan reaksi atas modernisasi terhadap sebuah media pada pengembangan awal di sepanjang abad ke dua puluh.

Banyak sekali contoh yang merefleksikan penghinaan modernisasi atas sebuah media, namun salah satu kelompok intelektual yang paling terkenal dalam mengambil cara berpendirian ideologis ini adalah (The Frankfurt School (Sekolah Frakfurt)). Dikucilkan dari Negara Jerman ke Amerika sepanjang perang dunia ke II, kelompok penganut paham Marxisme Eropa ini telah ‘dijejali’ oleh kultur masyarakat Amerika yang memiliki banyak persamaan akan produk media massanya. Khusunya sekolah ini merasa bahwa media Amerika adalah sebuah produk industrialisasi yang sudah distandardisasi, serta sering pula dihubungkan dengan aspek fordism pada kultur masyarakatnya. Fordism adalah sebuah istilah terminasi untuk menggambarkan kesuksesan Henry Ford’s dalam industry mobil, terutama sekali peningkatan metode produksi massalnya dan pengembangan lini perakitan pada tahun 1910. Dia menggunakan teknik produksi missal dimana sebuah mobil mungkin saja diproduksi dengan biaya yang lebih murah sehingga bisa dijangkau oleh warga Amerika biasa. Bagaimanapun, karena ini adalah sebuah produksi missal, maka semua model mobil Ford jenis T adalah sama persis. Ketika Ford ditanya akan di cat warna apa mobilnya nanti, Ford dengan sangat baik menjawab “Warna apa saja, yang penting Hitam”.

Untuk seorang ahli teori Marxist dari The Frankfurt School, filosofi ford ini juga merupakan sebuah bukti dari segala aspek kebudayaan masyarakat, dimana segala acara tayangan televisi, film, novel, majalah, dsb.. adalah sangat identik satu sama lain. Deskripsi mereka akan ‘Budaya Industri” dengan jelas menyatakan ketidak sukaan mereka akan produk industrialisasi dan kemasan formula dari produk mereka (Amerika). Sebagai gantinya dalam menstimulasi pemirsa, produk media massa ini desain untuk menjaga masyarakat dalam tekanan mereka denga menawarkan sebuah bentuk yang produk homogen dan terstandardisasi. Seperti yang diungkapkan Theodor W. Adorno yang menjelaskan dengan referensi (mencontohkan) pada music yang populer:

Struktur Standardisasi Tujuan dengan Reaksi yang Baku:

Saat kita mendengarkan music yang popular, itu dimanipulasi bukan hanya oleh promoters/produser dari lagu tersebut, tapi juga oleh music itu sendiri, seperti oleh nuansa dari musik itu sendiri, ke dalam sebuah mekanisme reaksi, dimana secara keseluruhan bertentangan dengan gagasan individualitas akan kebebasan, dalam sebuah masyarakat yang liberal. Beginalah cara sebuah musik dipopulerkan ke pendengar dengan melepaskan spontanitas mereka dan mempromosikan dengan refleks yang dikondisikan sebelumnya.
(Adorno [1941] 1994: 205–6, penekanan sesuai dengan aslinya)

Beberapa ketertarikan akan isu media ini juga datang untuk dari kebijakan penyiaran. Sebagai contoh, gagasan BBC akan jasa penyiaran publik didasari pada sejumlah budaya, politis, dan teoritis yang ideal serupa dengan modernisasi. Dalam beberapa hal (khusus), Direktur Utama BBC, John Reith, berargumentasi bahwa penyiaran sebaiknya digunakan untuk mempertahankan “budaya yang tinggi”, melawan degradasi kepribadian dan pengaruh dari budaya masyarakat. Ini adalah salah satu alasan mengapa dia berargumentasi dengan keras, bahwa seharusnya BBC dibiayai penuh oleh perpajakan. Dengan dimikian, bisa menghindari pengaruh besar dari komersialisasi kepribadian oleh media massa Amerika. Walaupun dia memiliki pandangan politik yang berbeda dengan Marxist seperti yang dianut oleh The Frankfurt Scholl, Reith bersedia berbagi perhatiannya akan pengaruh media massa yang begitu besar sehingga seakan mengkorupsi audiencenya yang terlalu lemah dan tidak berpendidikan. “Ini terkadang mengindikasikan kita”, dalam tulisannya yang terkenal, “bahwa kita kelihatannya lebih mengedepankan untuk memberikan publik apa yang mereka butuhkan, bukan yang mereka inginkan, tetapi kenyataanya sangat sedikit sekali kita tau apa yang mereka inginkan, dan lebih sedikit lagi mengetahui apa yang mereka butuhkan” (dikutip oleh Briggs 1961:238).

Persepsi/pandangan yang menggambarkan bahwa sebenarnya para audience itu secara umum adalah pasif dan mudah tertipu direfleksikan oleh analisis media dalam periode modernisasi, khususnya pada ‘efek’ dari model atas riset audience yang diadakan. Terkadang model ini juga sering dianggap sebagai model jarum suntik. Model ini mempunyai pendekatan bahwa audience lebih cenderung untuk pasrah dan secara konstan menerima dirinya untuk ‘disuntik’ oleh pesan yang disampaikan media, seperti halnya salah satu bentuk dari jenis obat-obatan narkotika. Riset pendengar inilah yang dibawa/diusung oleh The Frankkfurt School sebagai sebuah bagian yang dengan jelas mempengaruhi tradisi, dimana isu ini seakan mengesahkan pandangan pesismis yang mengklaim akan adanya indoktrinasi oleh media. Dalam kaitannya dengan analisa textual (dianggap sebagai pandangan pesimis) The Frankfurt School mempersuasikan hal yang serupa, dengan mengkritik cara media memecah belah ideology dominan dari the bourgeoisie tersebut. Beberapa tokoh mereka a.l: Adorno(1941-1994) yang bekerja pada dunia music popular, Lowenthal (1961) mempelajari pada literature popular dan majalah, Lalu Hertogs (1941) yang mempelajari opera sabun di radio, kesemuanya menyatakan hal yang serupa akan adanya standardisasi tentang kultur media massa dan media itu sendiri.

Walaupun adanya pandangan pesimis dari The Frankfurt School yang diarahkan ke media, masih ada hal dari media yang masih bisa dipuji untuk setidaknya mempelajari bentuk dari modernisasi media ini secara serius dan layak untuk dijadikan sebagai studi akademik. Pryek ini lalu diteruskan dan dikembangkan oleh pergerakan struktural yang dimana terus meningkat popular di sepanjang tahun 1950an sampai 1960an. Sebagian tumbuh dari dari keyakinan akan kekuatan ilmu pengetahuan dan pandangan rasionalis, kamu structural berpendapat bahwa manusia itu terbentuk dari struktur sosi-psikologis dan linguistik dimana mereka memiliki control yang sedikit akan itu. Kepercayaan pada pandangan rasional juga menunjukkan suatu metode bagaimana menyingkap struktur ini dengan menggunakan metode quasi-scientific investigasi. Suatu istilah yang dinamakan Semiotics memainkan peran sentral di dalam usaha ini, dan diaplikasikan untuk segala macam perilaku dalam kultur-textual mulai dari bioskop hingga bidang periklanan, mulai dari hal fotografi, hingga komik. Berdasarkan pada penelitian Ferdinand de Saussure dan Charles Sanders Peirce dalam bidang linguis, semiotics mengedepankan metode yang jelas dan padu, dimana segala macam jenis text/tulisan bisa dibaca secara objektif sebagai sebuah system dari sekumpulan ‘tanda’. Dengan ‘memecahkan tanda’ dari sekumpulan ;tanda’ ini, para pakar semiotics bisa memanipulasi audience mereka secara berangsur-angsur. Sebagaimana yang dikatakan oleh Daniel Chandler, “dekonstruksi dan kontes akan kenyataan dari sekumpulan tanda dapat mengungkapkan kenyataan siapa yang lebih diistimewakan, dan siapa yang lebih ditindas. Beberapa studi menunjukkan konstrukso tanda tersebut, dan pemeliharan oleh beberapa kelompok social tertentu,’ (penekanan dari text asli, 2004a:15).

Roland Barthes’s([1957] 1973) dengan sangat luar biasa mempengaruhi lewat buku Mitologisnya dengan sangat baik, menggunakan kemampuan structural dan semiotics untuk menganalisa semua bentuk kebudayaan dalam pertandingan gulat, mobil citroen, wajah Greta Carbo, dan bubuk sabun. Selain itu, sebagai seorang Marxist, proses menyimpulkan kepribadian akan habit membaca text didapat dari kesukaan Barthes atas sedikit keraguan dari pandangan structural, ketika mempropgandakan ataupun mempersuasikan sebuah ideology dengan sangat luar biasa. Salah satu dari contoh karya Barthes yang terkenal adalah karyanya akan analisa sebuah foto yang menjadi sampul majalah Paris Match pada tahun 1955. Dimana dalam sampul majalah tersebut, ia menunjukkan seorang prajurit kulit hitam yang hormat pada bendera nasional Prancis. Barthes berpendapat bahwa ini adalah media yang memberikan gambaran positif akan kekaisaran Prancis dalam era krisis nasional. Jadi selama metode quasi scientific dalam pandangan struktural masih bisa membantu me-legistimasi kebudayaan masyarakat, dan media setalah era perang dunia, maka audience dalam pandangannya masih dianggap lemah untuk memberikan respons atas pesan yang tersembunyi dari sebuah media. (Lihat Barthes 1977).

Dengan cara ini, maka kita bisa memulai mengidentifikasikan beberapa komponen utama dari media dan audience yang telah menjadi bahan penelitian sepanjang pertengahan awal abad ke dua puluh. Khususnya konteks dari modernisasi yang memberikan kita pemahaman teori yang mendalam cara sebuah media mengerti dan mendorong ideologinya dimana hal ini tidak bisa dilepaskan dari kritik akan teori ini. Jenis dari pendekatan akan teori ini adalah dengan tidak mempercayai media, dengan pendapat bahwa audience membutuhkan perlindungan dari standardisasi dan pengaruh dari media tersebut. Hal inilah yang membedakan gagasan teori baru yang mendefinisikan sebuah ‘Media Baru’ dan perannya di abad ke – 21.

Pasca Modernisasi – dan Media Baru.

Ketika pandangan modernisasi biasanya selalu dihubungkan dengan awal tahap revolusi industry, pasca modernisasi (pertama kali dikenal dengan istilah Arsitektur, lihat Jenks 1984) lebih sering dihubungkan dengan segala perubahan pasca revolusi industri. Ekonomi era pasca - industri (terkadang juga disebut dengan istilah pasca Fordist) adalah saat dimana terjadi transisi ekonomi dari ekonomi berbasis produksi, menjadi ekonomi berbasis jasa. Masyarakat di tandai dengan naiknya teknologi informasi, globalisasi pasar uang, pertumbuhan di bidang jasa, munculnya para pekerja kantor, dan kemunduran industry berat (lihat Bell 1976). Oleh karenanya tidak aneh bila kultur dan politik yang dibangun di masa pasca-industrialisasi berbeda dengan dominasi konteks modernisasi sebelumnya di masa industrialisasi. Perubahan cultural ini sebagian bisa dimengerti sebagai produk yang tidak bisa dilepaskan dari masyarakat konsumen dimana konsumsi dan kesenangan sekarang lebih menentukan ketimbang kerja dan produksi. Ini berarti ‘budaya konsumsi’ datang dan mendominasi ketimpangan budaya; dimana pasarlah yang menentukan semua bentuk dan kebutuhan hidup kita setiap hari. Dalam dunia ‘post-modernisasi’ tidak ada satupun titik acuan diluar barang komoditas dan segala hal tentang teknologi yang terpisah lalu secara perlahan kemudian menghilang.

Perubahan ini dalam masyarakat pasca industrialisasi dengan jelas telah mempengaruhi pandangan dari teori kritik yang sekarang mengerti dan paham akan peran yang sekarang dimainkan oleh media dalam masyarakat pada masa ini. Dalam beberapa hal juga telah terdapat pergeseran dari pandangan pesimis yang pernah mencoba mendefinisikan pendekatan yang dilakukan oleh para pembaharu seperti yang pernah dilakukan oleh The Frankfurt School. Pergeseran pandangan yang mengkritik ini ditandai dengan apa yang telah dilakukan oleh Mcluhan. Saat Mcluhan sedang sering menggembar-gemborkan hal yang menjadi ketertarikan para pembaharu, yaitu ideology mereka yang memengaruhi pendengar yang lemah dan tidak berdaya (lihat, sebagai contoh, analisis pertama Mcluhan tentang efek-efek merugikan dari penayangan iklan The Mechanical Bride: Foklore of Industrial Man(1951)). Penelitian yang dilakukan oleh Mcluhan ternyata sering bertentangan dengan rasa antusiasme dan kegembiraan yang jarang sekali dipikirkan oeh pembaharu teori kritik. Walaupun gaya tulisannya nampak penuh dengan kebencian akan pesan dalam media elektronik; dengan ungkapannya yang terkenal ‘media adalah pesan’, yang sering dimunculkan dalam mimic yang meniru penayangan iklan tersebut, sebenarnya dia secara tidak langsung telah menggunakan istilah ‘surfing’, (mengacu pada cepat, tidak beraturan, dan pergerakan multi direksional dalam sebuah dokumen).Seperti yang juga telah diungkapkan oleh Levinson (1999) tentang Digital Mcluhan, dikatakan bahwa untuk mengantisipasi akan kekuatan dari media baru adalah dengan meningkatkan interaktif audiencenya dengan informasi elektronik yang ia terima (pp 65-79).

Pergeseran teori akan konsepsi mengenai media dan audiencenya selanjutnya digaungkan oleh para kaum post-strukturalis. Sementara kamu strukturalis secara umum merefleksikan kebutuhan kaum modern dengan menyingkap maksud dari pesan yang tersimpan dalam sebuah media, kamu post-struktural lebih cenderung untuk mengambil pandangan deterministik yang lebih sedikit tentang kepribadian dari media secara keseluruhan. Terinsipirasi oleh teori yang dikembangkan oleh Louis Althusser(1971) dan Antonio Gramsci (1971), analisa mengenai media secara berangsur-angsur mulai menerima teori bahwa ideologi dalam media sebenarnya lebih kompleks dari apa yang dibayangkan pertama kali. Dimana audiences sekarang sudah bisa membalas pesan yang disampaikan oleh media sehingga mereka menjadi apa yang disebut dengan ‘polysemic’ yaitu mampu berinteraksi dengan penyampaian pesan bertingkat yang disampaikan oleh media.(lihat Fiske 1998 62-83).

Hal yang tidak bisa dilepaskan ini bermakna bahwa para kaum modern mendesak bahwa sebuah media teks bisa dijabarkan menjadi sebuah makna ideology, yang terus berkembang sehingga tidak bisa dipertahankan. Seperti yang Elen Seiter uangkapkan di bawah ini:

Kaum post structural memberikan penekanan pembedaan diantara penanda (sign), dan menandai antara satu tanda dengan tanda yang lain, diantara satu konteks dengan konteks selanjutnya, dengan penekanan bahwa makna dari sebuah pesan selalu diposisikan pada konteks dan situasi tertentu. Teori dan ideologi psiko-analis dibawah pengaruh kaum post struktural, lebih fokus pada gep atau celah, ketidakhadiramn, serta ketidak paduan makna dalam sebuah teks.
(Seitter 1962:61)

Keadaan / konteks yang tidak dapat dipastikan akan makna dalam sebuah pesan teks, menjadi pusat kajian dari teori post-struktural, merubah semua makna, dimana riset kontemporer ini bukan hanya bisa dimengerti oleh medianya saja, tapi juga penerima pesan tersebut sebagai pembaca. Maksudnya, pengaruh teori post struktural akan analisis media mengatakan bahwa riset penelitian sekarang ini lebih sedikit memberikan penekanan pada bagaimana cara menyandikan sebuah pesan(produser), namun pada bagaimana cara mengartikan pesan tersebut(penerima pesan)(lihat Hall 1973). Pada awalnya teori ini dikenal sebagai “Penggunaan dan Kepuasan”, sebuah metode baru dari analisa media, yang mencoba menujukkan bagaimana cara memproduksi sesuatu materi yang kaya, dimana usaha ini ditujukan untuk menunjukkan betapa kompleksnya memproduksi sebuah pesan teks diantara isi teks itu sendiri dan audiencenya (Lihat Brroker dan Jermyn 2003). Teori ini adalah sebuah langkah yang lebih maju dari konsep para kaum modernist dan strukturalis akan audience yang awalnya pasif, menjadi partisipann yang aktif dalam memproduksi makna pesan.

Seperti yang diuggestikan oleh pesan ini, baik pengusung teori post-modernisasi dan post strukturalisasi sama-sama memandang bahwa pesan itu sendiri tidak dapat diartikan secara keseluruhan. Berdasarkan pada pemahaman kultur strukturalis mengenai struktur linguis, mereka berpendapat dalam kenyataannya linguis yang ada pada masyarakat hanya sampai pada tingkat bahasa, dan percakapan. Ini berarti daripada kita menyederhanakan dengan perasaan yang tidak berdosa, apa yang sebenarnya menjadi kenyataan, lewat bahasa sebenarnya kita sudah membangun pandangan akan diri kita sendiri dan sesuatu yang kita sebut sebagai kenyataan. Jadi daripada mencari arti yang dalam dari sebuah makna yang sifatnya tidak nyata melalui bahasa dan percakapan, post strukturalis memilih untuk lebih cenderung pada analisa dan kondisi praktis yang dimana bisa mengkonstruksi sesuatu yang disebut ‘kebenaran’ (lihat, sebagai contoh, Foucault 1991). Jadi sementara kaum modernis mencari makna dan kebenaran dari kekacauan dan perpecahan dunia modern, kaum post modernis telah menerima keadaan bahwa pencarian akan kebenaran yang hakiki itu adalah sia-sia.
Ketidak stabilan akan arti ‘kebenaran’ ini dihubungka oleh kalim kaum post modernis di akhir abad ke dua puluh, dimana masyarakat sudah menjadi lebih skeptis(tidak mudah percaya) tentang teori-teori utopis seperti teori Pencerahan dan teori Marxist. Memisahkan dua teori ini hanya sebagai ‘narasi yang agung’, teori post modern cenderung untuk mengkategorikan mereka sebagai pandangan akan dunia secara menyeluruh, dan tak lain hanya sekedar narasi dan ilmu bahasa semata. Walaupun mungkin saja sukar untuk mengerti teori seperti itu dalam dunia yang sebagian besar masih berpegang pada fundamental agama, kepercayaan akan kemungkinan yang utopis dari modernisasi jelas nampak dikritik keras dan dibantah oleh Dunia Barat yang sinis. Salah satu post modern teori diungkapkan oleh Jean Francois Lyotard:

Dalam kultur dan masyarakat di zaman ini- masyarakat post industry – dan kebudayaan post modern -....narasi yang kaya telah kehilangan akan kredibilitasnya tanpa memperdulikan pada penggunaan model gabungan dari narasi tersebut, atau pada jenis narasi sepkulatif,atau mungkin narasi yang berisi semangat emansipasi…Kapanpun kita mencari pada penyebab dari ini semua maka tentunya kita akan kecewa.
(Lyotard 1984: 37-8)

Ketidak percayaan ini mengarah pada proyek revolusioner dari modernisasi yang mungkin membantu menjelaskan mengapa pada akhirnya sikap daripada kaum post modern lebih melonggarkan sikapnya pada media secara keseluruhan. Sementara media secara umum dipisahkan dari modernisasi karena standardisasi, terlalu di formula, serta dangkal, kaum post modern justru lebih cenderung untuk merayakan hal ini sebagai bentuk penolakan secara implicit terhadap pencarian atas nilai kebenaran secara mendalam. Beberapa karakteristik bisa dilihat sebagai refleksi dari kenyataan dimana semuanya tampil dalam hal yang berlawanan seperti fakta dan fiksi, nyata dan tidak nyata, asli dan yang kurang jelas keasliannya dan lain sebagainya. Inilah kenapa apa yang dikerjakan oleh Andy Warhols dipahami sebagai sebuah post modernisasi secara intrinsik. Sebagai contoh, bingung dan kecewa adlah dua hal yang sering menyertai kita ketika mencoba memahami ‘seni’ dari pada produk media massa ini.

Tentu saja, beberapa pots modernist kritikus membantah bahwa sangat tidak mungkin bagi kita untuk bisa membedakan antara gambar dari sebuah media, dengan kenyataan, dimana diantara keduanya telah terjalin suatu hubungan sehingga sangat susah bagi kita untuk menggambar garis diantara kedua hal tersebut (McRobbie 1994:17). Menurut seorang filsafat Baudrillad (1994), dalam masyarakat kontemporer, sebuah simulasi telah bsa mengkopy objek yang real atau sebenarnya. Fenomena Baudrillad ini dikaitkan pada ‘pesanan ketiga akan simulacra’ yang memproduksi ‘hyperreality’. Ini menunjukkan bahwa diantara gambar image dan kenyataannya telah berada pada satu entitas yang sama dan oleh karenanya sangat sulit untuk bisa memisahkan hubungan di antara keduanya. Sperti yang diutarakan oleh Best dan Kellner ’kenyataan, dan sesuatu yang tidak nyata tidak tercampu seperti halnya minyak dan air, mereka lebih rekat daripada dua cuka yang digabungkan(1997:03). Beberapa orang kritikus bahkan yakin bahwa perbedaan antara manusia dan mesin (dalam penggunaannya) sudah meulai menghilang. Walaupun gagasan akan kemunculan cybord masih sekedar menjadi bahan kajian ilmu pengetahuan kritikus Donna Hathaway(1991) sudah menggunakan istilah itu untuk menggambarkan metafora sebagai kekuatan untuk membangun ulang essensi dari perbedaan gender dan identitas manusia di dunia ini. Seperti yang juga diungkapkan oleh Mark Dery:

Interaksi kita (sebagai manusia) dengan dunia kita terus meningkat dengan ditengahi oleh Teknologi Komputer, dan melalui tiap bit dari digital bit, kita sudah mulai menjadi sebuah Borg(robot) seperti dalam film StarTrek:The Next Generation. Berubah menjadi bentuk cyborg-hybrid yang merupakan gabungan dari teknologi-dengan biologi melalui interaksi denga mesin pada frekuensi yang tinggi, atau melalui sebuah interface yang menghubungkan kita dengan teknologi tersebut.
(Derry 1994:6)

Problematika akan apa yang kita sadari sebagai sesuatu yang riil, tidak bisa kita lepaskan dari pengaruhnya akan apa yang kita sebut sebagai otentifikasi diri sendiri, sebagai konsep identitas dari era post modern Dalam beberapa hal ada sebuah argument yang menyatakan ada peningkatan interaksi antara audience dan media baru dimana media tersebut mengajak audiencenya untuk bermain di sekitar media tersebut, dan membuat identitas beragam sumber, dan terkadang sangat kontradiktif. Proses ini sering dikaitkan dengan apa yang dikatakan oleh Hartley (1999: 177-85) sebagai ‘DIY hubungan masyarakat kota’, dimana media sekarang memperbolehkan untuk menciptakan identitas personal kita. Dengan begitu banyaknya komunitas yang kita bisa temukan dalam web, kita bisa memulai dengan begitu udahnya untuk memilih dan mengambil identitas seperti apa yang kita ingin ambil, dan identitas yang inging kita tolak. Jadi hal ini memfasilitasi kita untuk menentukan bagaimana kita mendefunusukan diri kita sendiri ketimbang mendefinisikan diri kita dalam kategori yang lebih sempit dan terbatas ada jumlah pilihan yang pernah didefinsikan di masa lampau. Ini adalah sebuah keadaan yang kontras dimana biasanya kita tidak bisa menentukan diri kita sendiri, karena identitas primer kita merupakan warisan dari orang tua kita.

Gagasan yang mengesankan akan identitas ini tentu saja muncul sebagai sebuah kontras akibat dari adanya konsep masyarakat kota dan identitas yang disebarkan dengan menjabarkan akar istilah dari modernisasi, khususnya konsep seperti jasa pelayanan Penyiaran. Konsep yang digagas oleh John Reith akan ‘Budaya’, dan ‘sifat Britania Raya’, sebagai contoh, sekarang ini sepertinya bisa dimaafkan mengingat restriktifnya dalam hal transnasional, multicultural (seperti apa yang Mcluhan (1962) gambarkan sebagai sebuah ‘desa dunia’), dimana banyak sekali orang yang sekarang berterimakasih atas adanya email, satelit, dan televisi global. Para kritikus postmodernist mungkin membantah keras anggapan bahwa ‘penyiaran’ tersebut adalah konsep total dimana menurut mereka hal tersebut sangat tidak bisa merefleksikan pemberagaman secara mutlak atas suatu bangsa maupun masyarakatnya (lihat Creeber 2004). Frase ‘penyiaran lokal’-yang digunakan untuk mengartikan Media Baru dalam mengalamatkan dan menyebarkan dalam relung audiencenya, mungkin lebih baik dalam membungkus semua peran televisi dan radio dalam dunia multimedia(lihat Curtin 2003).

Seperti apa yang kita lihat, peningkatan interaksi antara audience dalam konteks Media Baru ini juga diartikan dalam teori post struktural dimana cenderung untuk memahami audience sebagai partisipan yang aktif dalam menciptakan sebuah makna. Website seperti Youtube, MySpace dan Facebook, muncul untuk merefleksikan pemahaman akan hal ini, sebagai ‘kultur partisipan’; dimana mereka tidak hanya menciptakan komunitas virtual mereka sendiri namun juga memperbolehkan audience untuk juga menjadi ‘produser’, sama baiknya dengan menjadi ‘penerima pesan’ dari sebuah media. Teori ‘fandom’ sangat penting disini dengan internet yang memperbolehkan fans dalam berbagai macam kultur untuk menciptakan komunitas virtual yang menambahkan pemahaman original dan bahkan konten dari apa yang mereka sukai (lihat bab 7). Sebagai contoh, pertumbuhan dari ‘fiksi slash’, memperbolehkan audiencenya untuk aktif berpartisipasi dalam produksi dengan menciptakan materi ekstra-tekstual tentang tayangan televisi favorit mereka (lihat Jenkins 2006 b). Akibatnya daripada hanya memperlihatkan essensi komersial dan menjadi inaktif, dalam dunia pots modern, mereka bisa mengkonsumsi diri mereka sendiri sebagai hal positif dan berperan sebagai partisipan yang baik. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Mackay, ‘ Daripada hanya sekedar menjadi pasif, sekunder, di determinasi oleh aktifitas, konsumsi, …tampak terlihat meningkat sebagai sebuah aktifitas dengan praktek dari kita sendiri, tempo, signifikan, dan bisa menentukan’ (1997: 3-4). Beberapa gagasan dengan jelas diutarakan oleh David Gauntlett dengan gagasan ‘Studi Media 2’, sebuah teori penjelmaan dari Tim O Reilly yang mempunyai gagasan Web 2, sebuah dunia dimana penggunanya menggeneralisasi dan mendistribusikan konten mereka sendiri, lebih sering, dengan kebebasan untuk berbagi, menciptakan, menggunakan, dan menggunakan kembali (lihat bagian Introduksi, dan Bab 2).

Sesungguhnya, John Reith’s cultural dari ‘atas-bawah’ ataupun ‘mengangkat’ dalam beberapa hal terlihat redundan (berulang) dalam dunia dimana audience menentukan sendiri pilihan mereka akan media, dan apa yang mereka lakukan dengannya. Hypertextual ‘potong’ dan ‘tempel’ dari Media Baru-yang terlihat mendorong penciptaan sampel dan mixing ulang – memproduksi bukan hanya permasalahan hak cipta tetapi juga dalam konteks yang lebih jauh membingungkan beberapa pemaknaan dari apa yang kita pahami akan sebuah media dan hubungannya dengan audience. Tentu saja gagasan bahwa sebuah organisasi media seperti BBC bisa dengan rigid mendikte selera masyarakat sekarang. Sebagaimana Lev Manovich ugkapkan, kita sekarang ini membutuhkan sebuah teori yang sempurna akan hubungan pencipta untuk menolong kita mengerti hubungan yang terjalin antara media dan audiencenya, salah satu ungkapan yang sesuai dengan terminasi di atas:
Secara sempurna dengan logika dari industry yang telah diperluas dan masyarakat post industri, dimana hampir semua praktek peran menyangkut pemilihan dari sejumlah menu, catalog, ataupun database. Faktanya … Media baru, adalah ekspressi dari variable terbaik akan logika identitas dalam struktur masyarakatnya – memilih nilai dari anggota atau menu yang disukai.
(Manovich 2002:128)

Interaktif yang terjadi antara Media Baru dan audiencenya juga telah mendorong munculnya kritik yang mensugesti bahwa telah terjadi peningkatan dalam hal ‘demokratisasi’ dalam kepribadian dari Media Baru dibandingkan dengan yang tua. ‘Jurnalisme Masyarakat Kota’ (dimana masyarakat menggunakan blog, foto, ataupun footage dari nomor telephone, untuk menciptakan dan mengkomentari berita sekarang ini) adalah satu-satunya contoh sekarang ini di antara banyak hal dari post modernisasi, yang bisa dipilih untuk diilustrasikan akan peningkatan kemampuan dari sekedar manusia ‘biasa’ menjadi manusia yang aktif terlibat dalam setiap proses produksi dari sebuah media memindahkan kekuatan jauh dari sang ‘penulis’ ke tangan audiencenya (bab 7). Memang, untuk teori seperti yang diungkapkan oleh Mark Poster(1997), internet menyediakan ‘Jeda Ruang Publik Habermaisan’ – sebuah jaringan demokratisasi dunia cyber untuk mengkomunikasikan informasi dan beberapa poin pandangan yang bisa ditransform ke ruang opni public. Sebagaimana voting di internet menjadi lebih bijak, sehingga itu bisa meningkatkan nilai demokrasi kita di masa depan (bab 9).

Konteks post modern yang telah saya tulus di outline ini cenderung untuk menempatkan sebuah Media Baru dalam pandangan primer yang positif, sebagaimana teknolog itu sendiri, sesederhana membuka level yang meningkat dari partisipasi audience, keterhubungan yang kreatif,dan demokrasi. Bagaimanapun, bab-bab lain dalam buku ini akan dengan jelas menggambarkan banyak dari sejumlah fitur negative dari dunia Media yang Baru, serta tidak sedikit ‘pembagian digital’ yang baru-baru saja memungkinkan hanya sebuah fraksi kecil dari planet untuk berpartisipasi dalam budaya digital yang baru (lihat bab 8). Walaupun di Barat, tidak semua partispan media yang baru diciptakan sama. Seperti yang dijelaskan oleh Henry Jenkins, perusahaan – dan bahkan individu dalam sebuah perusahaan media – masih menggunakan lebih banyak kekuatan daripada konsumen individu lainnya atau bahkan kumpulan dari konsumen. Dan beberapa konsumen memiliki kemampuan yang lebih untuk berpartisipasi dalam buadaya yang muncul daripada yang lainnya (2006a : 3). Sama halnya dengan itu, beberapa kritik yang dimaksudkan kepada ‘dongeng interaktif’ , membujuk partisipan asli dari media yang baru yang telah dipompa lebih untuk sebuah jangkauan yang orang-orang saat ini tolak untuk melihat batasnya. Untuk menyatakan sebuah system yang saling mempengaruhi,, Espen AArseth memperingati kita, ‘adalah untuk mengesahkannya dengan sebuah kekuatan magic’ (1997 : 48).

Kritik-kritik juga dibantah bahwa sebuah bidang dari postmodernism dan Media Baru sedang digilir wargakan dari demokrasi pada menjadi konsumen buta politik, tidak lebih dapat membedakan antara ilusi simulasi media dan realita tajam dari social kapitalis yang mereka sembunyikan secara mutlak. Banyak kritik yang memperdebatkan bahwa bahkan saat ini bidang politik adalah sebuah keberhasilan dari gambaran di atas bagian penting, sebuah symbol mengerikan dari McLuhan dan lainnya (1967) aphorisme yang ‘medium adalah sebuah pesan’ yang berarti sebiah dunia dimana sesuatu dipresentasikan adalah lebih penting daripada yang sedang dipresentasikan. Dalam lingkup khusus, kritik-kritik ini cenderung untuk membantah bahwa obsesi postmodern dengan ‘gambaran’ lebih ‘dalam’ memproduksi sebuah lingkungan buatan ynag dangkal dimana sedikit diambil secraa serius; yang utamanya ‘camp’ estetis telah digilir setiap menjadi hiburan. 

Sebagai Neil Postman mengatakan:

Televisi kita men-set kita dalam komunikasi yang stabil dengan duni, tetapi itu dikerjakan dengan sebuah permukaan yang air mukanya tampak tersenyum adalah tidak dapat dirubah. Masalahnya tidak hanya televise yang menyajikan kita dengan masalah tayangan hiburan tetapi juga semua tayangan yang disajikan sebagai hiburan…
(Postman 1985 : 89)

Visi hkayalan Postman dari dunia dimana seluruh informasi dikemas sebagai hiburan adalah mungkin lebih difasilitasi oleh sebuah bentuk Media Baru yang muncul untuk memberikan kita lebih banyak pilihan, tetapi akhiran pokok dengan membatasi pilihan yang nyata; mengurangi apapun untuk meminta komoditi dan produk konsumen yang sama. Kritik membantah bahwa kekuatan revolusi avant-garde sekaarang telah dikurangi untuk tujuan komersil belaka, bentuk modernisasi radikal, dan estetik digunakan untuk menjual alcohol dan rokok dalam periklanan (seperti yang dikatakan David Harvey sebagai seni bekerja kapitalisme. Dibandingkan kenaikan kemapuan manusia untuk bermain dengan berbagai macam cirri-ciri, kritik-kritik bahkan telah ditentang yang mengatakan bahwa globalisasi dunia (yang sebagian difasilitasi oleh Media Baru) mungkin sebanrnya menurun secara budaya dan ciri nasional seperti kita semua menjadi serupa peningkatannya dan homogeny secara budaya. Proses ini telah digambarkan secra profokatif yang disebut ‘McDonaldization’ di antara masyarakat (lihat Ritzer 2000).

Internet juga telah disalahkan karena dianggap telah menyempitkan pilihan dan mendorong obsesi dengan hal-hal sepele yang tidak bernilai dan tidak penting seperti kebiasaan aneh dan televisi yang berkualitas rendah (lihat McCracken 2003). Lebih dari itu, komunitas sebenarnya dating menjadi bantahan beberapa kritik yang berhubungan nyata dan komunitas akan diabaikan; kesatuan untuk hubungan seorang manusia dalam suatu warga Negara didasarkan pada kenaikan yang berlebihan (lihat Lister et al. 2003: 180-81). Sementara itu, kehancuran dari privasi dan bidang umum memiliki maksud yang serius dalam kemerdekaan penduduk yang saat ini hanya menjadi pengenalan secara utuh. Baru-baru ini, contohnya, itu telah muncul menjadi sorotan dimana banyak pegawai yang secara sembunyi-sembunyi sedang menggunakan website seperti MySpace untuk mengetahui peruntungannya secara online sebagai seorang pegawai di masa depan (lihat Finder 2006). Sama halnya, ini juga masih berat untuk memahami demokratisme media yang terjadi dalam Negara seperti Cina dimana Google dan Rupert Murdoch kelihatan senang berbisnis dengan penyenoran yang ketat dari lingkungan nin democrat untuk mendapatkan jalan masuk bagi potensi keuangan sebuah Negara.

Beberapa kritik dari postmodernism juga menentang bahwa ada telah terjadi penghancuran antara gambaran dan kenyataan, lalu kita sedang mamasuki sebuah zaman relativisme moral dimana terdapat sedikit kritikan atau penghakiman moral dapat dilatih dan dimana para teoretikus bahakan mendiskusikan tentang realita dari Gulf War (lihat Norris 1992; bab 8). Seperti sebuah pemikiran, ini ditentang, memproduksi suatu bahaya yang tidak dapat dihindari dan medi yang tidak teratur, dimana kekerasan pornografi yang tidak ada habisnya menduduki ruang obrolan yang menyiksa muda-mudi dan mereka yang tidak bersalah atau situs yang memberikan suara untuk potik ektremis yang ditekan (lihat Dean 2000). Media baru mungkin terlihat menawarkan dunia dari gambaran cerahdan komunikasi tanpa batas, tetapi itu juga penting untuk mengingat siapa dan apa yang dihilangkan dari cakupan postmodern. Teknologi utopianisme menyarankan bahwa Media Baru akan secara otomatis memperbaiki dunia kita agar lebih baik, tetapi kesejahteraan masa depan kita secara jelas terbentang dalam lingkup bagaimana dan apa yang kita lakukan dengan pilihan yang kita miliki dalam penawaran.

Kesimpulan
Apapun poin teoritis dalam pandangan, Anda boleh mengambil Media Baru sebagai pilihan, ini tentunya sulit untuk menentang bahwa media itu sendiri tidak muncul di bawah pemikiran berubah di atas akhir 20 atau 30 tahun. Oleh karena itu, kita membutuhkan kerangka teoritis yang baru yang mengizinkan lita untuk memahami dan menilai keduanya, yaitu fitur positif dan negatif dari zaman media sekarang ini. Ini berarti bahwa pemahaman yang kritis di bidang ini, merupakan hal yang penting jika kita ingin membuat suatu pendekatan teori yang canggih. Seperti yang saya sebutkan di awal sesi ini, ini kan sangat naïf untuk menyarankan bahwa pendekatan yang metodologis dan teoritis untuk Media Baru yang bahkan dapat dihentikan dan dipandang sebagai jawaban pasti, tetapi sesi ini secara simple dimaksudkan untuk menawarkan sebuah kerangka melalui sebuah pendekatan angka yang dapat dikontekskan dan didekatkan secara lebih hati-hati.

Teori Media Baru masih dalam tigkatan yang dini dalam pengembangannya dan masih banyak tugas untuk dilakukan untuk memperpanjang dan memperluas beberapa pendapat dasar yang dimaksud di sini, dan di buku manapun. Bagaimanapun, saya berharap bahwa apa yang jelas sekarang ini adalah bahwa sejak penggambarannya, media telah dinalisis dan diperiksa melalui bermacam-macam sekolah, teori-teori, dan metodologi-metodologi, dengan jumlah yang berlebihan. Saya berharap bahwa dengan pengaturan yang sederhana beberapa dari ini dalam konteks ‘modernist’ dan ‘postmodern’, dapat dibantu untuk mengklarifikasi banyak `perdebatan pokok yang terjadi di dalamnya dan di sekitar bidang ini secara keseluruhan. Meskipun bab lainnya dalam buku ini tidak dimaksudkan secara eksplisit untuk modernism atau postmodernism, bab lainnya akan secara jelas memberikan wawasan yang lebih banyak untuk beberapa pengenalan gagasan teoritis dasar. ‘Digital teori’ mungkin belum didisiplinkan dalam kapasitasnya, tetapi kehadirannya akan dirasakan secara menyeluruh dalam buku ini dan ini menjadi jalan untuk kita memahami Media Baru lebih jauh untuk masa mendatang.
Selengkapnya...