Pages

Wednesday 2 March 2011

PREVIEW NOKIA X2-01 (Interaksi Manusia dan Komputer)

Setelah sukses dengan ponsel qwerty murah meriah, dengan desain sekelas handphone seri E, yaitu C3, Nokia kini kian menerobos pasar yang sama, dengan handphone sejenis, namun beda bentuk dan memiliki segmen sama yaitu enrty level.

Berbeda dengan versi sebelumnya yang mengusung huruf C, handphone besutan Nokia ini yang menurut saya merupakan pengganti jajaran handphone C3 adalah Nokia X2-01. Dengan title X yang disandangnya, menurut saya, posisi ponsel ini bisa ditebak akan banyak bermain dan mengedepankan layanan multimedia. Lalu seperti apa sebenarnya ponsel Nokia ini? Bagaimana desain dan fitur yang ditawarkannya? Saya akan berusaha menjabarkan segala kekurangan dan kelebihan dari ponsel ini, dan bagaimana seharusnya ponsel ini dari kacamata saya…!!!


Kekurangan:

Desain
Berbeda dengan wajah pendahulunya Nokia X2 yang menyematkan tombol alfanumerik biasa, Nokia X2-01 dibekali dengan keypad QWERTY berukuran besar. Nampaknya keypad X2-01 memang didisain untuk orang yang memiliki jari besar. Sehingga secara signifikan akan menambah bongsor ukuran handphone ini. Karena ukuran keypadnya yang terlalu besar, mau tidak mak ponsel ini akhirnya mengorbankan ukuran layarnya, yang menurut saya seharusnya masih bisa lebih besar lagi.




Tak hanya keypadnya yang ‘over size’, ponsel berbalut material plastik ini pun terlihat lebih bongsor jika dibandingkan dengan beberapa seri yang dirilis Nokia belakangan. Kesulitan akan lebih terasa saat hendak dimasukkan ke dalam kantung celana. Dan yang membuat saya semakin kurang nyaman bodinya terasa licin. Kesulutan ini semakin bertambah ketika tangan kita berkeringat atau sedang terburu-buru ketika mengangkat atau menggunakannya.
Untuk ukuran ponsel multimedia, nampaknya tombol akses yang tersemat pada balutan bodi terkesan tanggung, karena tak ditemukan tombol akses volume/zoom (-/+) dan shutter kamera. Begitu juga kamera yang tertanam di bagian belakang bodi ponsel, terkesan seadanya. Selain kapasitasnya yang sebatas VGA (640 x 480), minus LED/flash pendukung penerangan. Hanya speaker stereo yang menjadi kawan sejajar posisi kamera

Fitur
Sepertinya tidak banyak perubahan yang dilakukan pada sisi fitur. Maksud saya, bila dibandingkan dengan target pasar, bentuk dan kisaran harga, seharusnya ada satu atau dua buah peningkatan yang diusung handphone ini. Namun bila dilihat sepertinya banyak sekali pembaca yang akan kecewa ketika telah memilikinya

KELEBIHAN:

Setelah kita berkutat dengan kekurangan yang terdapat dalam Nokia X2-01 ini, sekarang saya akan membahas sedikit kelebihannya. Meskipun tidak terlalu banyak.

Pertama handphone ini masih mengusung fitur audio jack 3.5 mm. Sesuatu yang saya gemari karena kita bisa dengan mudah mengganti jenis headset yang kita miliki, dan lebih banyaknya pilihan. Selain itu di jajaran tombol, X2-01 dibekali D-pad empat arah yang bisa difungsikan sebagai shortcut, mengapit tombol tengah yang berfungsi sebagai tombol OK. Persis di sebelah kirinya kita akan menemukan shortcut multimedia yang berdampingan dengan tombol panggilan/angkat, sedangkan shortcut ‘Nokia messages’ dan tombol tutup/power berseberangan di sisi kanan. Selebihnya serupa seperti jajaran karakter tombol QWERTY kebanyakan.

Mengintip sedikit di bagian kiri bodi ponsel, kita menemukan akses micro USB bertipe hotswap bersanding dengan port kabel data berjenis microUSB. Semuanya terlindung aman di balik penutup plastik yang cukup rapat. Khas ponsel multimedia, kita juga mendapatkan port jack audio 3,5 mm berdampingan dengan port charger pada bagian atas ponsel.

Saran:

Sebaiknya Nokia X2-01 ini tidak mengusung symbol X. Karena symbol X yang seharusnya bersifat atau menggambarkan sesuatu yang experience, exclusive dll. akan langsung gugur bila kita telah merasakannya. Selain itu bila memang harus mengorbankan harga jual yang hanya 200rb ketimbang pendahulunya Nokia C3, sepertinya tipe handphone ini belum bisa kita jadikan pilihan karena bila dibandingkan dengan harga second Nokia C3, masih lebih murah dan lebih baik ketimbang Nokia X2-01.

Body covernya seharusnya menggunakan bahan leather strap atau sejenis itu sehingga kurang licin. Sehingga tidak mudah jatuh. Selain itu penggunaan kamera VGA sepertinya untuk handphone sekelas ini sudah bukan pilihan. Palin tidak bila disejajarkan dengan handphone merk China dengan harga yang jauh lebih rendah namun berani mengeluarkan handphone dengan kualitas kamera lebih dari VGA.
Kalaupun masih ingin VGA, paling tidak handphone ini dilengkapi dengan tombol zoom, fasilitas auto focus, dan LED Light yang akan membantu performa dan kualitas pengambilan gambarnya.

Walaupun bentuk tombolnya besar, namun kualitas yang digunakan menurut pengalaman saya tidak lebih baik. Karena bila kita ceroboh menaruhnya di kantong celana jeans, atau yang lebih ketat, catnya akan lebih mudah terkelupas ketimbang Nokia C3. Seharusnya kualitas tombolnya disamakan dengan tipe dan kisaran harga yang sama
Dari sisi fitur menurut saya tidak ada yang harus saya nilai, karena sama dengan handphone sejenis di pasaran. Seperti mendukung akses internet, music, video, dan tentunya akses shortcut ke beberapa situs jejaring social, seperti Facebook, Twitter, YM, dll.

Namun bila saya boleh memberikan saran, sebaiknya Nokia mulai mengganti interfacenya terutama tampilan awal, karena menurut saya, sebagai pecinta Nokia, sudah sangat bosan dengan interface home screen dan menunya yang itu-itu saja. Kalau boleh ditambahkan efek animasi, dan beberapa fitur lain yang sudah otomatis ditambahkan tanpa harus mengunduhnya terlebih dahulu, seperti fasilitas Ymail, Youtube, dll.

Spesifikasi Lengkap Nokia X2-01:


Spesifikasi Nokia X2-01
Harga
Harga Baru:
Rp. 865.000
Harga Bekas:
-
General
Network:
2G, GSM 850 / 900 / 1800 / 1900

Dimensi
Ukuran/Berat:
119.4 x 59.8 x 14.3 mm, 86.6 cc, 107.5 g

Layar
Tipe:
TFT, 256K colors

Ukuran:
320 x 240 pixels, 2.4 inches
- QWERTY keyboard
- Dedicated music key

Sound
Audio Jack: 3.5 mm audio jack

Fitur:
Vibration, Polyphonic(64), WAV, MP3 ringtones
Speakerphone: Ya

Memory
Internal:
55 MB, 64 MB RAM, 128 MB ROM
External:
microSD, up to 16GB (verified)

Data
3G: Tidak
EDGE: Class 32
GPRS: Ya
WLAN: Tidak
Bluetooth:Yes, v2.1 with A2DP
Infrared: Tidak
Cable/Port: Yes, v2.0 microUSB

Kamera
Primer(belakang): VGA, 640x480 pixels
Sekunder(depan): Tidak
Video Record: Yes, QVGA@24fps

Fitur
Sistem Operasi(OS): Tidak
CPU: Tidak
Browser: WAP 2.0/xHTML, HTML (Opera Mini)
GPS: Tidak
Messaging: SMS, MMS, Email
Java: Yes, MIDP 2.1

Radio:
Stereo FM radio with RDS

Baterai
Stand by: Up to 480 h
Talk Time: Up to 4 h 30 min
Tipe:
Standard battery, Li-Ion 1020 (BL-5C)

Fitur Tambahan
Video Player: MP4/H.264/H.263/WMV player
MP3 Player: MP3/WAV/WMA/AAC player
Audio Record: Ya
Multiple SIM Card: Tidak


Selengkapnya...

File Transfer Protocol: Overview

FILE TRANSFER PROTOCOL
File Transfer Protocol adalah sebuah protocol jaringan standar yang digunakan untuk mengcopy file dari satu host ke host yang lainnya melalui TCP-berbasiskan jaringan seperti misalnya melalui internet. FTP dibangun di atas arsitektur jaringan client-server , dimana menyediakan utility yang memisahkan antara control dan koneksi data diantara si client dan sang server. Para user (client) yang menggunakan FTP bisa menunjukkan otentifikasi identitas dirinya melalui sistematika clear text yang diatur dalam protocol sign in, namun bisa juga tetap terkoneksi secara anonym jika server telah dokonfigurasi dan mengizinkan untuk hal itu.

Aplikasi FTP yang pertama kali diciptakan berbentuk secara interaktif dan berjalan di atas modus command line, dengan mengimplementasikan sejumlah command (perintah) dan syntax. Namun sekarang ini sudah banyak modus Graphical User Interface(GUI) untuk aplikasi client yang dikembangkan untuk diimplementasikan pada banyak system operasi desktop yang berkembang sekarang ini.


Spesifikasi asli atau original dari protocol FTP ini pertama kali ditulis oleh Abhay Bhushan dan dipublikasikan dengan kode atau nama RFC 114 pada tanggal 16 April 1971. Versi ini kemudian diperbarui dengan RFC 765 pada bulan Juni 1980 dan RFC 959 pada bulan Oktober 1985, yang sekarang menjadi spesifikasi dari protocol FTP sekarang. Beberapa standard diusulkan sesuai dengan perkembangan RFC 959, sebagai contoh RFC 2228 ( Juni 1997), yang mengusulkan perluasan keamanan dan RFC 2428 ( September 1998), yang menambahkan pendukungan untuk IPV6 dan menggambarkan gaya baru yang lebih pasif.

Bagaimana FTP bekerja?

Suatu klien membuat suatu koneksi TCP kepada port server 21. Koneksi ini, disebut koneksi kendali/control, dimana koneksi ini akan membuka dan mengganti koneksi dengan suatu koneksi kedua, yang dikenal dengan termin data Connection. Data koneksi ini bisa dibuka dari sever melalui port nya sendiri yaitu port 20 yang lalu akan memannggil port client yang aktif , atau dapat dibuka oleh client dari port yang memang diijinkan untuk membuka koneksi dengan server (dalam mode pasif) sesuai dengan kebutuhan proses dari transfer data itu sendiri. Koneksi Control digunakan untuk sesi administrasi yang biasanya berisikan perintah-perintah, otentifikasi identifikasi, maupun password. Pertukaran pada koneksi control ini sama halnya dengan proses yang terjadi pada protocol telnet (untuk proses login jarak jauh). Sebagai contoh " RETR filename" akan memindahkan file yang ditetapkan dari server kepada klien. Dalam kaitan dengan two-port struktur ini, FTP dipertimbangkan sebagai suatu out-of-band, sebagai lawan suatu in-band protokol seperti HTTP.

Dalam koneksi control server akan melakukan respon dengan memberikan tiga digit code yang akan menjadi status. Tiga code ini merupakan kode ANSI yang bisa ditambahkan dengan beberapa pesan (optional), seperti halnya “200” atau “200OK”, yang berarti command terakhir berjalan dengan sukses. Kode tiga digit number merepresentasikan kode angka, dan pesan teks di belakangnya menandakan penjelasan atau bisa saja merupakan sebuah parameter tertentu, contoh “200 Need account for stroring file”. Proses transfer file yang sedang berjalan melalui koneksi data bisa diinterupsi dengan menggunakan pesan interupsi yang dikirim dari control koneksi.

FTP dapat dijalankan baik dalam mode aktif maupun passif, dimana mode ini nantinya akan menentukan bagaimana koneksi data akan dibentuk. Dalam mode aktif, client akan mengirimkan server IP addressnya serta nomor port yang akan digunakan oleh client, lalu server akan menginisiasi koneksi TCP. Dalam situasi si client berada di belakang sebuah firewall sehingga tidak bisa menerima koneksi TCP yang datang, maka akan lebih baik bila FTP dijalankan pada mode pasif. Berbeda halnya dengan mode passive. Dalam mode ini klien mengirimkan suatu perintah PASV kepada server, lalu server akan mengirimkan ip address dan nomor port sebagai balasan kepada client tersebut. Klien akan menggunakan hal ini untuk membuka koneksi ke server. Kedua mode ini (pasif dan aktif) telah mengalami proses update pada bulan September 1998, dimana pada saat yang sama juga ditambahkan pula dukungan untuk ipv6, serta perubahan pada mode pasif yang kemudian dikenal dengan extended passive mode.

Selama proses transfer data berlangsung, ada empat representasi data yang bisa digunakan yaitu:
1. Mode ASCII: digunakan untuk text. Data bisa mengalami konversi bila diperlukan. Misalnya ketika data pertama kali dikirimkan dari host lalu dikonversi menjadi 8 bit kode ASCII lalu dikonversi lagi seperti semula ketika host penerima, menerimanya. Sebagai konsekuensi dari proses ini, mode ini sangat tidak cocok bila digunakan untuk representasi data selain plain text.
2. Mode Image(Mode Biner) : Mesin mengirimkan data dari setiap file per bytenya, lalu si penerima akan menyimpan byte stream dari si pengirim sekaligus menerimanya.
3. Mode EBCIDIC: Digunakan untuk plain text diantara host (yang saling bertukar data) menggunakan set karakter EBCIDIC. Mode ini memang mirip dengan mode ASCII.
4. LOCAL MODE: mode ini mengizinkan para penggunanya dengan setup yang identik untuk saling bertukar data tanpa harus mengalami koversi data sama sekali

Selain itu perpindahan data bisa dilakukan dalam tiga mode:
1. Mode Stream: dalam mode ini data dikirimkan dalam stream yang continuous, sehingga konsekuensinya mode ini akan membebaskan FTP dari melakukan proses apapun. Dengan demikian semua control data diserahkan ke TCP. Akibatnya tidak ada indicator yang menunjukkan bahwa proses transfer data telah selesai, kecuali bila data dibagi menjadi beberapa record.
2. Mode Block: FTP akan memecah sebuah blok data menjadi beberapa buah blok data yang lebih kecil seperti blok header, byte count, dan beberapa data field, lalu blok-blok data yang lebih kecil itu dikirmkan melalui TCP
3. Mode Compressed: Blok data dikompres menggunakan sebuah algortima

Selengkapnya...

ARPANET: THE DETAIL OF IT

ARPANET 2: More Detail
INTRODUCTION
Advance Research Project Agency Report adalah sebuah organisasi bentukan dari ARPA, yang sekarang bernama DARPA (Defense Advance Research Projects Agency), salah satu bagian dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1990. Organisasi ini kemudian menjadi begitu terkenal, karena merupakan organisasi pertama yang melakukan riset mengenai masalah jaringan komputer. Bahkan dalam situs Wikipedia, dikatakan bahwa Arpanet merupakan organisasi dunia yang pertama kali melakukan riset operasional yang bisa menswitch sebuah pengiriman paket data dalam sebuah jaringan, dan menciptakan sebuah inti jaringan yang kemudian menjadi cikal bakal dari jaringan Internet yang bisa melingkupi satu dunia.


Awal mulanya DARPA di tahun 1960an memberikan dorongan terhadap pelaksanaan riset mengenai masalah jaringan komputer dengan memberikan dana kepada departemen-departmen ilmu komputer di banyak universitas terkemuka, dan juga ke beberapa perusahaan swasta yang tertarik dengan bidang ini. Usaha ini berujung kepada terbentuknya sebuah tim riset kecil yang beranggotakan ilmuwan-ilmuwan jenius dari Massachusetts Institute of Technology, dan beberapa orang dari DARPA itu sendiri. Design paket switching (arsitektur jaringan) yang dikembangkan oleh DARPA ini merupakan design yang dikembangkan oleh Lawrence Robert dari Laboratorium Lincoln.
Sebelum adanya konsep ini (maksud: paket switching), dunia komunikasi data masih mengenal dengan adanya terminology circuit switching. Terminologi ini berasal dari sirkuit komunikasi yang sering digunakan dalam jaringan telephone tradisional. Dalam terminology ini dikatakan, sebuah sambungan telephone dapat menjadi penyalur data, karena memiliki sirkuit yang terdedikasi, sehingga satu sessi (maksud: session dalam sebuah jaringan) komunikasi antara dua pihak dapat terjadi.



Dengan adanya konsep baru dari ARPANET ini, yaitu paket switching, sebuah system data sudah bisa menggunakan sebuah link/saluran komunikasi untuk saling bertukar informasi dengan lebih sari satu mesin sekaligus. Hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan sebuah data kedalam datagram, dan mengirimkan kesemuanya menjadi satu paket data ke dalam jaringan komunikasi, selama jaringan itu tidak dalam kegiatan aktif. Artinya sebuah paket data hanya bisa dikirimkan dalam sebuah session. Bila ada dua paket data yang dikirim bersamaan akan terjadi sesuatu yang dikenal dengan istilan collision data (data yang bertabrakan). Untuk menghindari hal tersebut, sebuah paket data hanya bisa dikirimkan bila jaringan komunikasinya sedang dalam tidak aktif. Untuk kalian semua yang ingin memahami hal ini bisa membaca artikel mengenai Carrier Sense Multiple Access/Collision Detection. (CSMA/CD).

Selain itu konsep paket switching ini juga menandakan bahwa jaringan komunikasi itu bisa di shared satu sama lainnya, seperti halnya kotak surat yang bisa digunakan untuk mengirimkan surat ke tujuan yang berbeda-beda. Setiap kotak surat bisa secara independent menentukan akan dibawa kemana surat tersebut, terlepas dari paket-paket yang lain (dalam hal ini maksudnya routing address).

SEJARAH ARPANET
Ide awal dari pengembangan Arpanet ini, seperti yand ditulis oleh Wikipedia, berasal dari sebuah diskusi ilmiah umum diantara para pengguna computer pada masanya, yang diprakarsai oleh seorang jenius bernama JCR Licklider, dari BNN Company. Saat itu Licklider mengungkapkan gagasannya mengenai “Intergalactic Computer Network” atau bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia, adalah Jaringan Komputer antar Galaksi. Gagasan ini menarik minat DARPA, dari Departmen Pertahanan AS, yang kemudian menunjuknya menjadi kepala Behavioral Sciences Command , and Control Program dalam project ARPA ini. Lalu kemudian Licklider menggandeng dua orang ilmuwan lagi yang memiliki gagasan yang sangat penting dalam bidang jaringan komputer yaitu Ivan Sutherland dan Bob Taylor. Namun sayangnya Licklider meninggalkan proyeknya sendiri sebelum ada orang lain yang mengerjakan konsepnya.




Akhirnya Bob Taylor melanjutkan gagasan Licklider tersebut. Untuk mempermudah pengembangannya dan mendapatkan dukungan riset, ARPA mendorong kerjasama dengan beraneka perusahaan dan dunia universitas sehingga mereka menggunakan komputer-komputer ARPA. Dengan demikian selain terhubung dengan jaringan ARPA, segala perkembangan software dan jaringan yang terjadi dengan ARPA bisa langsung diadaptasikan dan diimplementasikan dalam hal nyata. Dalam beberapa sumber yang penulis baca, terutama yang berkaitan demonstrasi yang dilakukan oleh Tim ARPA di National Physical Laboratory, Bob Taylor mengatakan bahwa di ruangan kantornya terdapat 3 buah computer. Satu computer menghubungkannya dengan computer yang terletak di Perusahaan System Development Corporation (SDC) Santa Monica, computer kedua menghubungkannya dengan Project Genie, dan yang ketiga menghubungkannya dengan computer Multics di Univ. MIT. Lalu bila Bob Taylor ingin behubungan dengan ketiga koleganya tersebut, maka ia harus berputar menggunakan ketiga computer yang dimiliki di ruangannya tersebut. Hal inilah kemudian yang mengilhaminya untuk hanya menggunakan 1 buah computer yang bisa menghubungkannya dengan ketiga koleganya di tiga tempat yang terpisah. Ide inilah yang akhirnya melahirkan ARPANET. Dan inilah yang kemudian dikenal dengan terminology Paket Switching.

PENGEMBANGAN ARPANET
Pengerjaan Arpanet kemudain dilakukan di pertengahan tahun 1968. Bob Taylor telah menyiapkan rencananya untuk pengerjaan jaringan computer. Dan setelah mendapatkan approval dari ARPA, mulailah proposal ini dilemparkan ke 140 perusahaan yang berkecimpung dalam industry computer, yang pada akhirnya hanya 1 yang terpilih oleh ARPA yaitu perusahaan BBN Technology. Project ini dikepalai oleh Frank Heart. Pengerjaannya sangat didasari oleh apa yang menjadi proposal Bob Taylor, yaitu sesuatu yang dikenal dengan nama Interface Message Processors (IMP). IMP sekarang ini lebih dikenal dengan Paket Switch Nodes (PSN), yaitu sebuah jaringan yang melingkupi sekumpulan computer dalam suatu area. IMP ini dalam beberapa buku disebutkan juga menjadi ide awal penciptaan router. Fungsi dari IMP ini sendiri adalah sebagai sebuah gateways yang menghubungkan local resources.

Kalau anda masih bingung apa itu IMP, saya akan mencoba menjelaskan sedikit pemahaman saya terkait akan hal ini, Apabila suatu pesan (paket data) dikirmkan dari satu host ke host yang berbeda IMP, maka pesan tersebut akan di simpan terlebih dahulu di IMP dari host tersebut, dan menunggu sampai jalur datanya bebas dari penggunaan data yang lain. Lalu setelah data tersebut bebas, maka paket data tersebut barulah disampaikan ke host yang berbeda IMP. Sistematika ini seringkali disebut dengan store and forward, atau disebut juga dengan paket switch.

Beberapa IMP telah dikonfigurasi guna memungkinka terminal pemakai bisa memanggilnya secara langsung, tanpa login terlebih dahulu ke dalam sebuah host. IMP ini pada awalnya disambungkan oleh leased line (jalur sewa) dengan kecepatan hanya 56 kbps. Perkembangan selanjutnya adalah jumlah host yang bisa dilayani oleh sebuah IMP, yang pada awalnya hanyalah satu sampai empat host, bertambah menjadi puluhan bahkan ratusan host secara serentak.

ARPANET tidak menganut pada model OSI sama sekali. Karena Arpanet jauh lebih tua ketimbang OSI. Namun apabila kita bandingkan dengan layer yang ada di OSI, protocol ARPANET ini bersesuaian dengan campuran layer 2 (Data Link) dan layer 3 (Network) pada model OSI. Mengapa disebut campuran? Karena dalam protocol ARPANET terdapat sebuah mekanisme routing yang dilakukan oleh system, sehingga data yang dikirim ke IMP Tujuan oleh IMP sumber benar-benar sampai ke tujuannya. Protokol ini juga memungkinkan untuk memverifikasi ke IMP sumber bahwa data telah sampai ke tujan. Hal inilah yang menjadi campuran dari 2 layer yang saya maksud. Karena fungsi dari layer 3 pada Model OSI, tidak memverifikasi penerimaan paket data yang benar dari IMP Sumber. Ini adalah tugas dari Layer 2 (Baca: Jaringan Komputer, Agus Sumin).

Sebagai penutup artikel ini, layanan ARPANET sudah mendukung segala fasilitas yang sering kita gunakan dalam internet sekarang ini, seperti transfer file, email, login jarak jauh, dll. Karena layanan ARPANET didukung oleh protocol-protokol seperti FTP, SMTP, dan Telnet. Kita harus memberikan penghargaan yang amat besar pada mereka yang telah mencurahkan pengetahuan mereka dalam ARPANET RESEARCH ini. Karena tanpanya, mungkin kita tidak bisa menikmati surfing di dunia maya seperti sekarang ini. DonT Forget To Command YO!!!


Selengkapnya...